Page 113 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 113

D ARI DPR HA SIL  PEMIL U 1955
                                                                                                      KE DPR -GR



                                                  pasal terdiri atas berbagai ayat atau kalimat, pembicaraan tentang
                                                  pasal tersebut dapat dibagi-bagi menurut keberadaan kalimat-kalimat
                                                  atau ayat-ayatnya.
                                                       Apabila Ketua berpendapat bahwa sesuatu pokok pembicaraan
                                                  telah cukup ditinjau, ia dapat menutup perundingan. Penutupan
                                                  perundingan dapat pula diusulkan kepada Ketua oleh paling sedikit lima
                                                  orang anggota yang hadir dalam ruangan rapat. Sesudah perundingan
                                                  ditutup, DPR-GR mengambil keputusan mengenai pokok pembicaraan
                                                  yang bersangkutan. Jika tidak perlu diambil sesuatu keputusan, Ketua
                                                  menyatakan bahwa perundingan telah selesai.
                                                       Atas keputusan Pimpinan DPR-GR, dapat diadakan rapat
                                                  tertutup DPR-GR. Dalam rapat tertutup ini, pintu-pintu ruangan sidang
                                                  dapat ditutup jika Ketua menimbangnya perlu atau diusulkan kepada
                                                  Ketua oleh sekurang-kurangnya sepuluh orang anggota. Pembicaraan
                                                  dalam rapat tertutup tidak untuk diumumkan, kecuali jika diputuskan
                                                  dalam rapat untuk diumumkan seluruhnya atau sebagiannya. Atas usul
                                                  Ketua, wakil Pemerintah, atau sekurang-kurangnya sepuluh orang
                                                  anggota yang hadir dalam ruangan, rapat dapat memutuskan bahwa
                                                  pembicaraan yang berlangsung dalam rapat tertutup bersifat rahasia.
                                                  Namun, penghapusan sifat rahasia tetap dapat dilakukan terhadap
                                                  seluruh atau sebagian pembicaraan. Kerahasiaan harus dipegang oleh
                                                  semua orang yang hadir dalam rapat tertutup tersebut, demikian juga
                                                  oleh mereka yang karena pekerjaannya kemudian mengetahui apa yang
                                                  dibicarakan dalam rapat. Dalam rapat tertutup tersebut, dibuat laporan
                                                  singkat tentang perundingan yang dilakukan. Di atas laporan itu harus
                                                  dicantumkan dengan jelas pernyataan mengenai sifat rapat, yaitu
                                                  (1) “Hanya untuk yang diundang”, dan/atau; (2) “Rahasia”. Pimpinan
                                                  DPR-GR dapat memutuskan bahwa hal yang dibicarakan dalam rapat

                       Apabila Ketua              tertutup tidak dimasukkan dalam laporan.
                                                       Dalam hal rapat antara DPR-GR dengan Pemerintah, dinyatakan
              berpendapat bahwa                   dalam pasal 100 s.d. 102 Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor

                      sesuatu pokok               28 tahun 1960 tentang Perubahan Peraturan Tata Tertib DPR-GR
                pembicaraan telah                 bahwa DPR-GR dapat mengundang presiden dan menteri-menteri

                   cukup ditinjau, ia             untuk menghadiri rapat pleno DPR-GR. Apabila presiden berhalangan
                     dapat menutup                hadir, ia dapat diwakili oleh menteri yang berkait. Tanpa mendapat
                                                  undangan, para menteri dapat pula mengunjungi rapat-rapat pleno
                       perundingan.               DPR-GR. Di tempat duduk tertentu dalam Ruangan Sidang DPR-GR,
                                                  Ketua bisa mempersilahkan presiden atau menteri berbicara apabila
                                                  dan setiap kali presiden dan menteri menghendakinya.





                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   107
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118