Page 117 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 117

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  saat pembabakan periode DPR-GR. Terdapat beberapa penggunaan
                                                  istilah dalam hal ini. Ada yang menyebut sebagai kedudukan, ada
                                                  juga yang menggunakan istilah tugas dan wewenang  atau fungsi .
                                                                                                               142
                                                                                                  141
                                                  Beberapa di antaranya hanya memakai istilah wewenang  yang tentu
                                                                                                     143
                                                  memiliki makna yang berbeda dengan tugas dan wewenang.
                                                       Sampai saat ini belum ada suatu istilah baku yang dapat digunakan
                                                  dalam konteks tersebut. Undang-Undang Dasar  pun  tidak  tegas
                                                  menentukan soal ini. Untuk tingkat DPR, lebih sering disebut dengan
                                                  “hak dan kewajiban” serta ”fungsi  alih-alih mengatakan “wewenang
                                                                                144
                                                  dan tugas”. Sementara itu, dalam MPR, kata tugas disebutkan terlebih
                                                  dahulu daripada wewenang sehingga pemakaiannya adalah “tugas dan
                                                  wewenang”. .Jika DPR dalam perturan tata tertibnya menggunakan
                                                  “Tugas dan Wewenang”. Sedangkan, MPR lebih dulu melakukan segala
                                                  kewajiban-kewajibannya yang merupakan tugas kemudian baru diikuti
                                                  dengan hak-hak yang dimilikinya.
                                                       Pemakian istilah “Hak dan Kewajiban” serta “Wewenang dan
                                                  Tugas” dalam DPR merupakan suatu hal yang masih dipengaruhi
                                                  hukum dari dunia barat, yaitu hak lebih didahulukan dan diutamakan
                     Sampai saat ini
                                                  daripada pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang dibebankan. Dalam
                  belum ada suatu                 uraian ini, penulis juga mencoba mengutip beberapa pendapat dari

                  istilah baku yang               para ahli dalam bidang ketatanegaraan Indonesia. Istilah “Kekuasaan”

                   dapat digunakan                dikemukakan oleh Bapak Harmaily Ibrahim, S.H, dalam bukunya
                                                  “Majelis Permusyaratan Rakyat”, karena telah dianggap sesuai dengan
                     dalam konteks
                                                  penjelasan pasal 3 Undang-Undang Dasar 1945, meskipun pada bagian
                tersebut. Undang-                 lain beliau juga sering menggunakan istilah  “Tugas” MPR.  Demikian
                                                                                                      145
                      Undang Dasar                juga dengan yang diungkapkan oleh Bapak Moh. Kusnardi, S.H., Bintar

                    pun tidak tegas               R. Saragih, S.H., dengan istilah “wewenang” saja. Wewenang tersebut
                                                  dibatasi dalam empat hal, yaitu :
                        menentukan
                                                       a.  Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti
                               soal ini.                  aspirasi Rakyat

                                                       b.  Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan
                                                          DPD
                                                       c.  Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya
                                                       d.  Mengajukan kepada Presiden
                                                       Di bagian lain, Kusnadi-Bintan menggunakan istilah “kekuasaan”


                                                  141  Harmaily Ibrahim, Majelis Permusyawaratan Rakyat, 1971, Jakarta:Sinar Bakti, Hal.22
                                                  142  Lihat Pasal 31 Undang-undang No. 16 Tahun 1969.
                                                  143  Moh. Kusnardi dan Bintar Siragih, Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem UUD 1945,
                                                    Jakarta:Gramedia, 1978, hal. 55
                                                  144  Peraturan Tata Tertin DPR RI No. 17/DPR RI/IV/77-78 tanggal 29 Juni 1977, terutama pada pasal
                                                    4.
                                                  145  Harmaily Ibrahim, Op. cit. hal 49.



                                     dpr.go.id   112
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122