Page 157 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 157

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  meninggalkan paham liberalisme dan memasuki alam demokrasi
                                                  terpimpin.
                                                       Adapun susunan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong tidak
                                                  lagi didasarkan atas perimbangan kekuatan partai atau organisasi yang
                                                  dihasilkan oleh pemilihan umum seperti dalam pada masa demokrasi
                                                  liberal, tetapi diatur sedemikian rupa untuk menjamin adanya kerja
                                                  sama secara gotong-royong antara Pemerintah bersama Dewan
                                                  Perwakilan Rakyat. DPR-GR hanya dibenarkan terdiri atas wakil-wakil
                                                  dari golongan-golongan politik, golongan-golongan karya, dan seorang
                                                  wakil dari Irian Barat. Anggota-anggota, demikian pula ketua dan
                                                  wakil-wakil ketua diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Selain
                                                  itu, syarat-syarat untuk dapat diangkat sebagai anggota ialah harus
                                                  menyetujui USDEK, yaitu Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme
                                                  Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian
                                                  Indonesia. Di samping itu harus bersedia turut serta melaksanakan
                                                  Manifesto Politik (MANIPOL) 17 Agustus 1959.
                                                       Setelah nama para calon anggota diumumkan dan mereka
                                                  dipanggil untuk berkumpul di Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat
                                                  Gotong Royong dilantik oleh Presiden di Istana Negara pada tanggal
                                                  25 Juni 1960. Hal ini dilakukan setelah anggota-anggota masing-masing
                                                  mengangkat sumpah atau mengucapkan janji yang ditetapkan dalam
                                                  Pasal 4 Penetapan Presiden No. 4 tahun 1960. Dalam Amanat Pelantikan
                   Adapun susunan
                                                  tersebut, Presiden sekaligus menunjuk sebagai Pd. Ketua dan Pd.
                 Dewan Perwakilan                 Wakil Ketua berturut-turut, yaitu anggota H. Zainul Arifin dan Arudji
                      Rakyat Gotong               Kartawinata. Mereka adalah bekas Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II

                   Royong tidak lagi              dari Dewan Perwakilan Rakyat dalam periode sebelum DPR-GR.
                                                       Selanjutnya dalam Amanat Presiden pada waktu pelantikan
                      didasarkan atas
                                                  tersebut dinyatakan bahwa DPR-GR mempunyai tugas, 1. membantu
                        perimbangan               Pemerintah, artinya pula membantu kepada segenap rakyat Indonesia
               kekuatan partai atau               untuk merealisasikan USDEK, untuk merealisasikan Sosialisme-

                     organisasi yang              Indonesia, sebab untuk itulah rakyat berjuang. Ucapan Presiden ini
                                                  memberi gambaran tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat
                      dihasilkan oleh
                                                  pada waktu itu yang sekadar menjadi pembantu pemerinta. Ini adalah
                   pemilihan umum                 konsekuensi dari pelaksanaan Demokrasi Terpimpin atau Sosialisme
                 seperti dalam pada               Indonesia yang sudah nyata sangat berbeda dengan pelaksanaan

                    masa demokrasi                demokrasi parlementer.
                                                       ,,.................... demokrasi terpimpin adalah satu demokrasi yang
                                liberal ...
                                                  dengan tegas dan djelas dan tentu menudju kepada satu djurusan yaitu
                                                  didalam hal kita : menudju kepada djurusan terselenggaranja amanat





                                     dpr.go.id   152
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162