Page 179 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 179

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  atas kebijaksanaan pemerintah, adalah dengan cara pembentukan
                                                  undang-undang tersebut. Hanya saja, kedua hal itu turut serta pula
                                                  Panitia Anggaran, yang lebih dahulu harus memberikan mandatnya
                                                  untuk  disampaikan kepada  (komisi-komisi)  DPR-GR. Titik berat
                                                  pekerjaan dilakukan pula secara musyawarah dalam komisi-komisi
                                                  (yaitu mengenai anggaran dari Kompartemen/Kementerian
                                                  yang  berhubungan  dengan  Komisinya)  atau  Panitia  Chusus  pada
                                                  pembicaraan tingkat IV.
                                                       Usaha lain dalam bidang pengawasan, seperti hak mengadakan
                                                  penyelidikan atas peristiwa/hal-hal penting dilakukan pula oleh komisi-
                                                  komisi, yaitu dengan mengadakan peninjauan ke daerah, mengajukan
                                                  pertanyaan-pertanyaan kepada, atau meminta keterangan-keterangan
                                                  dari Pemerintah berdasarkan surat- surat masuk yang diterima oleh
                                                  DPR-GR.
                                                       Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan meminta keterangan-
                                                  keterangan dapat pula berlangsung dalam rapat pleno (yaitu
                                                  pembicaraan tingkat III). Akan tetapi, berbeda dengan Dewan-dewan
                                                  Perwakilan Rakyat yang mendahuluinya, DPR-GR sama sekali tidak
                                                  mengadakan  perdebatan-perdebatan  secara  liberal  dalam  rapat
                                                  plenonya. Selain itu,  pada saat pembicaraan Rancangan Anggaran
                                                  Negara atau (kadang-kadang) Keterangan Pemerintah mengenai
                                                  program kerja atau kebijaksanaan yang telah dijalankannya, hanya
                                                  ada 5 ataupun paling banyak 8 juru bicara golongan-golongan/
                                                  sub-sub golongan yang mengemukakan  pendirian  golongannya
                                                  masing-masing.
                                                                210
                           Usaha lain                  Selain Badan-Badan Perlengkapan DPR-GR atau pertemuan-

                      dalam bidang                pertemuan informal tersebut, diadakan pula kerja sama antara DPR-GR
                                                  dan Pemerintah dengan cara membentuk Panitia-Bersama, dengan
                       pengawasan,                memasukkan anggota-anggota DPR-GR sebagai anggota Panitia

                          seperti hak             Negara, Badan Perantyang Departemen, Delegasi Pemerintah, dan
                       mengadakan                 lain-lain
                                                       Pada mulanya, DPR-GR berdasarkan Peraturan Tata-tertib ke-I
                  penyelidikan atas
                                                  (Peraturan Presiden No. 14 tahun 1960), masih melanjutkan kebiasaan
                  peristiwa/hal-hal               dari DPR tahun 1959, yaitu dengan mendengar Amanat Presiden pada

                 penting dilakukan                permulaan tahun sidang (tanggal 15 Agustus) sebagai Kata-pengantar
                            pula oleh             Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Negara, tetapi kemudian
                                                  kebiasaan itu tidak dilakukan lagi.
                      komisi-komisi



                                                  210   Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia




                                     dpr.go.id   174
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184