Page 177 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 177

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  Undang-undang/Soal-soal tertentu. Dalam musyawarah pada tingkat
                                                  pemeriksaan-persiapan itu, diusahakan benar-benar oleh para anggota
                                                  dan Menteri yang bersangkutan untuk menyempurnakan Rancangan
                                                  Undang- undang/Usul yang dihadapi, sehingga tercapai kata mufakat,
                                                  baik mengenai prinsip yang terkandung di dalamnya maupun mengenai
                                                  pasal-pasal atau rumusannya. 208
                                                       Apabila belum atau tidak dapat dicapai kata mufakat yang
                                                  hanya terjadi satu dua kali, Pimpinan DPR-GR turut campur dan
                                                  mengusahakan tercapainya kata mufakat, biasanya dengan bantuan
                                                  Panitia Musyawarah,  Pimpinan Golongan,  dan/atau  dengan
                                                  mengadakan pertemuan-pertemuan informal antara pihak-pihak
                                                  yang bersangkutan.
                                                       Setelah dilaksanakan beberapa tahun, untuk menyesuaikan
                                                  dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi selama itu,
                                                  prosedur pembicaraan empat tingkat itu disempurnakan lagi, yaitu
                                                  dengan Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964 (Peraturan Tata tertib

                               Apabila            DPR-GR ke-III) sehingga menjadi 5 tingkat sebagai berikut:
                                                       1.   Pertama-tama diadakan pemeriksaan-persiapan oleh 5
                   belum atau tidak
                                                          Golongan-golongan dilingkungannja sendiri-sendiri (Istilah
                 dapat dicapai kata                       ,,Pemeriksaan-Persiapan” yang dahulu digunakan untuk

              mufakat yang hanya                          menjebut pembahasan dalam Komisi-komisi sekarang

               terjadi satu dua kali,                     digunakan untuk pembahasan dalam Golongan-golongan).
                                                       2.  Selesai pemeriksaan-persiapan oleh Golongan-golongan,
                 Pimpinan DPR-GR
                                                          diadakan pembicaraan tingkat II dalam rapat pleno terbuka
                 turut campur dan                         (bukan rapat Gabungan Golongan-golongan yang tertutup,

                    mengusahakan                          dimana Pemerintah memberikan penjelasan tambahan dan

                   tercapainya kata                       para anggota mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk
                                                          dijawab oleh Pemerintah).
                              mufakat
                                                       3.  Pada pembicaraan tingkat III Golongan-golongan mengadakan
                                                          rapat-rapat lagi (suatu tingkat baru) untuk menjimpulkan
                                                          pembicaraan tingkat II guna didjadikan bahan dalam
                                                          pemusjawaratan selanjutnya oleh para anggotanya.
                                                       4. Pembicaraan tingkat IV dilakukan dalam Komisi/Komisi-
                                                          komisi yang bersangkutan, Gabungan segenap Komisi
                                                          ataupun Panitia khusus, bersama-sama dengan Pemerintah,
                                                          dengan ketentuan, bahwa Pimpinan Komisi/Panitia khusus
                                                          harus berusaha agar tertjapainja kata mufakat: baik para
                                                          anggota DPR-GR. (juga anggota-anggota yang duduk dikomisi

                                                  208  ibid




                                     dpr.go.id   172
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182