Page 182 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 182

V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942



                                                  pihak Belanda dengan sebulan sebulan kemudian mengajukan resolusi
                                                  tentang Irian Barat sebagai masalah dekolonisasi dan hak menentukan
                                                  nasib sendiri dalam sidang General Assembly PBB 1961, yang bertujuan
                                                  memisahkan Irian Barat secara permanen dari pemerintah Republik
                                                  Indonesia, dengan berupaya untuk mendirikan Negara Papua.
                                                       Dalam resolusi yang diusulkan Belanda tersebut, pemerintah
                                                  Republik Indonesia sama sekali tidak ikut serta dalam pembicaraan
                                                  tersebut. Bahkan, disebut saja tidak, seolah-olah tidak ada persoalan
                                                  serius yang menjadi faktor sengketa antara Indonesia dan Belanda
                                                  mengenai Irian Barat. Padahal jauh sebelumnya sudah díakui adanya
                                                  sengketa antara dua negara yang merdeka dan berdaulat tersebut.
                                                  Belanda dengan sengaja memang bermaksud membawa Indonesia ke
                                                  forum Internasional sebagai terdakwa sehingga konsentrasi delegasi
                                                  Indonesia dalam sidang PBB pada tahun itu hanya mengemban satu
                                                  tugas, yaitu menggagalkan usaha Belanda untuk mendirikan Negara
                                                  Papua melalui sidang PBB. Apalagi Amerika juga berkepentingan
                                                  dalam kaitannya dengan Papua, sebagai negara adidaya tentu sangat
                                                  mudah bagi Amerika untuk mendesain agar seolah-olah Indonesia
                                                  yang bersalah dalam hal sengketa Irian Barat.
                                                       Amerika punya alasan kuat untuk mencampuri status Irian Barat.
                                                  Konteks Perang Dingin, misalnya, menjadi salah satu pertimbangan
                                                  Amerika. Terlebih lagi, Soviet telah bermanuver untuk mendekatkan
                                                  diri kepada Indonesia demi memperkuat hegemoninya. Awal Januari
                                                  1960, misalnya, Presiden Nikita Khrushchev berkunjung ke Jakarta
                                                  untuk memberikan kredit sebesar 250 juta dolar AS kepada Indonesia.

                     Amerika punya                Setahun berselang, giliran utusan Indonesia yang berkunjung ke
                                                  Moskow dan mendapatkan pinjaman sebesar 450 juta dolar AS
                  alasan kuat untuk               untuk membeli persenjataan dari Soviet.  Naiknya John F. Kennedy
                                                                                       216
                        mencampuri                sebagai Presiden AS pada 1961 membuat persaingan dengan Soviet,
                           status Irian           khususnya untuk kawasan timur jauh, semakin memanas. Kennedy

                       Barat. Konteks             langsung bergerak dengan mengirim surat pribadi kepada Presiden
                                                  Sukarno. . Kennedy menegaskan, AS bersedia membantu Indonesia
                                                          217
                      Perang Dingin,              untuk mengatasi masalah Irian Barat.
                 misalnya, menjadi                     Dalam menghadapi sikap Belanda yang demikian itu, DPR-GR
                            salah satu            memperkuat delegasi Indonesia ke Sidang Umum PBB yang dimulai

                       pertimbangan               akhir September 1961, yaitu dengan mengirimkan anggota-anggota
                              Amerika.            216  M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008,
                                                    hal.558.
                                                  217  R.  Z.  Leirissa,  Sejarah  Proses  Integrasi  Irian  Jaya,  Jakarta: Departemen Pendidikan  dan
                                                    Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
                                                    Sejarah Nasional, 1992, hal.30




                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   177
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187