Page 183 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 183
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
H.A. Syaikhu (Ketua rombongan) Manai Sofian, Brigdjen. Latief
Hendraningrat dan Karel Supit sebagai penasehat-penasehat
delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri
Soebandrio dalam usahanya menggagalkan politik dekolonisasi atau
internasionalisasi yang dilakukan oleh Belanda di PBB.
Ketika delegasi Indonesia di PBB sedang menghadapi Belanda
tersebut, DPR-GR atas usul Komisi Luar Negeri segera menyatakan
pendiriannya dengan menetapkan Pernyataan Pendapat pada tanggal
13 Oktober 1961, yang pada prinsipnya berisi hal-hal sebagai berikut.
1. Mendukung penuh sikap tegas delegasi Republik Indonesia
di PBB.
2. Menolak secara keras pidato singgasana Ratu Belanda
dan Menteri Luar Negeri Belanda (J. Luns) yang
telah menyalahgunakan dan salah dalam memaknai
istilah”selfdetermination”.
3. Menolak keras setiap bentuk internasionalisasi Irian Barat,
karena melanggar hal tersebut sangat melanggar keutuhan
wilayah Republik Indonesia dan tidak akan membawa
penyelesaian ,bahkan akan menjadi sumber ketidakamanan
yang lebih besar lagi bagi umat manusia.
4. Mendukung adanya politik konfrontasi Pemerintah dan
menganjurkan agar dalam waktu yang singkat Irian Barat
harus telah kembali kedalam wilayah kekuasaan Republik
Ketika delegasi
Indonesia dengan jalan apapun juga, sesuai dengan Perintah
Indonesia di PBB Harian Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang pada
sedang menghadapi hari Angkatan Perang tanggal 5 Oktober 1961.
Belanda tersebut, 5. Menbuat seruan kepada seluruh rakyat Indonesia, agar seiap
saat sedia menerima komando untuk membebaskan Irian
DPR-GR atas usul
Barat dari cengkraman pemerintah Belanda .
218
Komisi Luar Negeri Usaha Belanda di PBB dapat digagalkan setelah delegasi
segera menyatakan Indonesia ber juang dengan sengit dalam forum internasional tersebut.
pendiriannya Kemudian, pada bulan-bulan berikutnya, Belanda membentuk Negara
Papua dengan Dewan Papua, lagu kebangsaan dan bendera Papua di
dengan
Irian Barat. Atas dasar kondisi Irian Barat yang makin tidak kondusif
menetapkan dengan konfrontasi itu, lahirlah Tri Komando Rakyat (TRIKORA).
Pernyataan Amanat Trikora diberikan oleh Presiden pada tanggal 19 Desember 1961
Pendapat di Yogjakarta pada hari peringatan penyerbuan Yogjakarta oleh Belanda
218 Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dpr.go.id 178