Page 176 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 176
V OLK SR AAD PERIODE 1931 – 1942
b. mengenai pemeriksaan-persiapan itu mula-mula dibuat
laporan (yaitu Laporan Gabungan Segenap Komisi-komisi
atau Laporan Komisi tetapi sedjak berlakunja Peraturan
Presiden No. 28 tahun 1960 Laporan itu diganti dengan
apa yang disebut Rumusan Pimpinan DPR-GR”, yaitu suatu
uraian tentang djalannja dan hasil-hasil musjawarah dalam
pemeriksaan persiapan yang disusun oleh Pimpinan DPR-GR.
berdasarkan Laporan Komisi-komisi .
207
Dengan adanya perubahan-perubahan itu, prosedur
pembentukan undang-undang yang pada umumnya (dengan
penyesuaian sekadarnya) juga berlaku untuk penyelesaian pokok-
pokok pembicaraan lainnya menjadi sebagai berikut.
1. Penjelasan-penjelasan tambahan oleh Pemerintah/Pengusul
Prosedur mengenai Rantyangan Undang-undang atau usul yang
pembicaraan sedang menjadi pokok- pembicaraan dalam rapat Gabungan
Golongan-golongan rapat pleno tertutup);
dalam empat 2. Pemeriksaan-pendahuluan oleh 5 Golongan-golongan
tingkat itu dikalangannja sendiri masing-masing;
menunjukkan 3. Pemeriksaan persiapan dalam Komisi/Komisi-komisi yang
bahwa titik berat bersangkutan atau (umumnya mengenai pokok pembicaraan
yang dianggap penting sekali atau meliputi bidang Komisi/
pekerjaan DPR- Komisi-komisi) dalam rapát Gabungan Komisi-komisi.
GR tidak dilakukan Pemeriksaan persiapan itu dilakukan secara musyawarah
dalam rapat pleno, dengan Menteri yang bersangkutan sehingga tercapai kata mufakat.
... Mengenai pemeriksaan-persiapan itu dibuat Rumusan Pimpinan
dengan menggunakan Laporan Komisi atau Laporán Gabungan
Segenap Komisi-komisi sebagai bahan rapat pleno DPR-GR. Dalam
hal ini, keputusan diambil tanpa pemungutan suara, setelah berturut-
turut dibacakan Rumusan Pimpinan oleh Ketua Komisi (pernah
pula oleh salah seorang dari Pimpinan DPR-GR). Para juru bicara
golongan-golongan menyampaikan kata-terakhirmja dan Menteri yang
bersangkutan memberikan sambutan sekadarnya.
Prosedur pembicaraan dalam empat tingkat itu menunjukkan
bahwa titik berat pekerjaan DPR-GR tidak dilakukan dalam rapat pleno,
seperti Dewan Perwakilan Rakyat yang ada sébelumnya. Akan tetapi,
dalam komisi/komisi-komisi yang bersangkutarn Gabungan Segenap
Komisi-komisi ataupun dalam suatu Panitia Chusus sengaja dibentuk
untuk mengadakan pemeriksaan-persiapan terhadap Rancangan
207 Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 171
REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018