Page 189 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 189

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                 BERPARLEMEN



                                                  kebebasan bergerak yang sama seperti yang diberikan kepada
                                                  pegawai-pegawai yang disebut dalam pasal XVI. Ketika dilakukan
                                                  upacara penyerahan kekuasaan atas Irian Barat dari Untea (United
                                                  Nations Temporary Executive Authority) kepada Republik Indonesia
                                                  pada tanggal 1 Mei 1963, dari pihak DPR-GR, selain Menko/Ketua,
                                                  Arudji Kartawinata, telah turut serta dalam rombongan Presiden,
                                                  5 orang anggota DPR-GR, yakni anggota-anggota H.A. Syaichu, I.S.
                                                  Handokowidjojo, Drs. D.S. Matakupan, Sudjito dan Kom. Pol. Tingkat
                                                  I Sario, untuk menyaksikan upacara penyerahan kekuasaan tersebut.
                                                       DPR-GR mengadakan rapat paripurna istimewa pada tanggal
                         Segala yang              1 Mei 1963, khusus untuk menyambut peristiwa nasional tersebut.

                    telah terjadi atas            Selanjutnya, Komisi “B” DPR-GR mengadakan peninjauan kedaerah
                         pelaksanaan              Irian Barat, tetapi pada saat itu seorang anggota, yaitu K.H. Musta’in,
                                                  meninggal dunia di Kota Baru karena sakit. Akan tetapi, di samping
                   pembangunan di                 segi-segi positif yang telah tercapai dalam melaksanakan pembangunan
                     Irian Barat pada             mental/spiritual di Irian Barat ternyata di kemudian hari bahwa baik

                 jaman Orde Lama,                 sengaja atau tidak sengaja, tenaga, biaya, dan alat-alat yang sudah ada
                 yang sengaja atau                di daerah itu bekerja kurang efisien. Daerah Irian Barat mendapatkan
                                                  perlakuan istimewaa dan dianakemaskan oleh Pemerintah Republik
                tidak sengaja, telah              Indonesia dengan satu tujuan bahwa dalam tempo yang singkat,
                     mengakibatkan                daerah tersebut dibangun setaraf dengan daerah-daerah di Indonesia

                      timbulnya rasa              lainnya. Suatu kenyataan mengenai kurangnya efesiensi kinerja dan
                        kecewa pada               penggunaan biaya, tenaga, dan alat-alat di daerah itu adalah anggaran
                                                  belanja tahun 1963 kurang lebih uang sisa 17 juta IB rupiah yang tidak
              sebagian putra-putra                terpakai, tahun 1964 kurang lebih 12 juta IB rupiah, dan tahun kerja
                            Irian Barat.          1965 kurang lebih 20 IB juta rupiah. 224
                                                       Kemudian semua uang itu disetor kembali atau diperhitungkan
                                                  dalam anggaran belanja tahun berikutnya, padahal jumlah kurang
                                                  lebih 50 juta IB rupiah sudah dapat misalnya untuk membangun
                                                  2000 buah perumahan untuk pegawai ataupun jalan sepanjang
                                                  500 km antara Sukarnapura (Jayapura) ke lembah Balim (Wamena).
                                                  Semua itu mengakibatkan efek politis yang negatif terhadap rakyat
                                                  di daerah Irian Barat. Selain itu, rakyat Irian Barat sehari-hari melihat
                                                  nafsu memborong barang-barang oleh para petugas-petugas yang
                                                  didatangkan ke Irian Barat dari Jakarta. Kekecewaan itu semakin
                                                  memuncak lagi setelah, pada akhir tahun 1965 toko-toko di Irian Barat
                                                  kosong dari persediaan barang-barang.
                                                       Segala yang telah terjadi atas pelaksanaan pembangunan di Irian

                                                        224   Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia




                                     dpr.go.id   184
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194