Page 191 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 191
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
menandatangani dokumen pada tanggal 9 Juli 1963 di London.
Dokumen itu adalah salah satu bentuk persetujuan antara Inggris dan
Tanah Melayu untuk membentuk Federasi Malaysia. Pembentukan
tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 1963. Akhirnya,
Malaysia diproklamasikan pada tanggal 18 September 1963.
Tantangan terhadap proklamasi kemerdekaan Malaysia
tersebut, awalnya, dicetuskan oleh rakyat Kalimantan Utara, dengan
diproklamasikannya Negara Kalimantan Utara pada tanggal 8
Desember 1962, yang dilancarkan oleh Tentara Nasional Kalimantan
Utara (TNKU). Pada tanggal 3 Januari 1963 Perdana Menteri Kalimantan
Utara Azhari mengangkat Ahmad Fadillah, Ketua Panitia Pembela
Revolusi Kaltara di Jakarta, sebagai wakil tetap Pemerintah Negara
Kesatuan Kaltara.
Presiden Soekarno tidak menjetujui adanya negara Malaysia
yang dianggapnya sebagai ciptaan “Nekolim” sehingga dilantarkanlah
politik konfrontasi terhadap Malaysia. Dalam pelaksanaan politik
konfrontasi dalam bidang politik diplomasi, Presiden Sukarno telah
menjetujui pula untuk menerima jaksa Agung Amerika Serikat, Robert
Presiden Soekarno Kennedy, sebagai utusan Pribadi Presiden Johson, yang menyarankan
tidak menjetujui agar persoalan Malaysia diselesaikan lagi melalui meja perundingan.
Pertemuan pertama dengan Robert Kennedy dilakukan di Tokyo, yang
adanya negara kemudian dilanjutkan di Jakarta.
228
Malaysia yang Dari pembicaraan itu, tercapai beberapa prosedur dalam
dianggapnya mencari penyelesaian masalah Malaysia secara damai, yaitu dengan
sebagai ciptaan didahului suatu cease-firestandfast yang akan segera disusul dengan
musyawarah tingkat Menteri antara ketiga pihak, yaitu Indonesia,
“Nekolim” sehingga Filipina, dan Kuala Lumpur. Dalam hubungan ini, Presiden Soekarno
dilantarkanlah politik memerintahkan penghentian tembak menembak pada tanggal 23
konfrontasi terhadap Januari 1964, yang berlaku mulai tanggal 25 Januari 1964.
Malaysia. Selanjutnya perundingan terjadi di Bangkok, yang terbagi
dalam dua tahap, yaitu masing-masing tanggal 5 sampai 10 Februari
1964 dan 3 sampai 6 Maret 1964. Ternyata Perundingan-perundingan
tersebut mengalami kegagalan karena pihak Kuala Lumpur mengajukan
tuntutan supaya Indonesia menarik pasukan-pasukannya yang
membantu rakyat Kalimantan Utara dan agar Indonesia mengakui
Malaysia sebagai kenyataan. Karena kompromi yang diajukan oleh
Indonesia untuk mengakhiri konfrontasi secara berangsur-angsur
sesuai dengan kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian persoalan
228 Op.Cit, Seperempat Abad Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
dpr.go.id 186