Page 297 - BUKU TIGA - WAJAH BARU PARLEMEN INDONESIA 1959-1966
P. 297

DPR -GR D AN KEBIJ AKAN PAD A  MA S A
                                                                                         DEMOKR A SI TERPIMPIN



                                                          prosedur perumusan RUU melalui 4 tahap ini merupakan
                                                          suatu hal baru, dimana pembahasan RUU dilakukan dalam
                                                          komisi/gabungan komisi.
                                                       Sementara itu, sebelum tahun 1959, perumusan RUU diadakan
                                                  dalam Rapat Pleno DPR. Adapun prosedur melalui 4 tahapan Rapat
                                                  Pleno adalah sebagai berikut.  415
                                                           Tingkat pertama: pemasukan RUU dan pemberian penjelasan
                                                          tambahan oleh pemerintah /pengusul RUU.
                                                           Tingkat kedua: pemeriksaan pendahuluan oleh lima golongan
                                                          di kalangannya sendiri atau intern golongan.
                                                           Tingkat ketiga: pemeriksaan atau pembahasan dalam komisi
                                                          atau gabungan komisi yang dilakukan secara musyawarah
                                                          oleh menteri yang bersangkutan sehingga tercapai kata
                                                          mufakat.
                                                           Tingkat keempat: rapat pleno DPR-GR untuk mengambil
                                                          keputusan tanpa pemungutan suara dengan mem acakan
                                                          rumusan komisi/gabungan komisi. Kemudian setiap golongan
                                                          memberi kata akhir lewat juru bicara setiap golongan.
                                                       Setelah berjalan beberapa tahun, prosedur 4 tahap ini diubah
                                                  menjadi 5 tahap dengan ditetapkannya Peraturan Presiden No.32/1964
                                                  yang berisi tentang Peraturan Tata Tertib DPRGR ke-3. Dengan
                                                  tambahan tahap kelima,  tahapan tersebut berubah menjadi sebagai
                                                                        416
                      Sementara itu,
                                                  berikut.
              sebelum tahun 1959,                      1.   pemeriksaan persiapan oleh 5 golongan di lingkungan
                   perumusan RUU                          masing- masing.
                    diadakan dalam                     2.  pembicaraan tingkat II dalam Pleno terbuka.
                                                       3. pembicaraan tingkat III kembali kepada golongan dalam
                  Rapat Pleno DPR.
                                                          rangka membahas dan menyimpulkan pembicaraan tingkat
                                                          II guna dijadikan bahan dalam permusyawaratan selanjutnya
                                                          dalam intern golongan.
                                                       4. pembicaraan tingkat IV, dilakukan dalam komisi/gabungan
                                                          komisi atau panitia khusus dengan mengusahakan kata
                                                          sepakat bersama-sama dengan menteri/wakil pemerintah.
                                                          Dalam pembicaraan tingkat IV dimungkinkan pengadaan
                                                          usul perubahan/perbaikan RUU, baik oleh anggota komisi/
                                                          gabungan komisi, maupun pemerintah. Jika kata mufakat
                                                          tidak tercapai, maka pimpinan DPR-GR membawa persoalan



                                                  415   Ibid.
                                                  416   Ibid., hlm. 122-123



                         SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   295
                           REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302