Page 100 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 100
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
Dalam kaitan ini Golkar juga dianggap mendapat sokongan
sepenuhnya baik dari militer maupun Soeharto. Dukungan tersebut
baik berupa dana maupun sokongan secara moril. 119
Hal ini kemudian kembali menjadi polemik, dimana PNI dan NU
merasa ada politik yang tidak berimbang jika Golkar memenangkan
PEMILU. Mayoritas anggota Golkar berasal dari militer, maka jika mereka
terpilih menjadi menjadi anggota parlemen akan menambah kuota
anggota DPR yang berasal dari militer yang sebelumnya telah dialokasikan
sebanyak 100 kursi. Jika hal ini terjadi maka bisa dipastikan parlemen akan
dikuasai militer dan komposisinya menjadi tidak lagi berimbang. Tetapi
sepeti yang telah disinggung sebelumnya, menjelang PEMILU tahun 1971
ini keadaan internal partai politik juga dalam keadaan yang tidak baik
sehingga Golkar punya peluang bagus pada PEMILU tersebut.
120
Pada akhirnya memang sesuai dengan yang telah di prediksikan
banyak pihak, Golkar yang menyanding beberapa organisasi lain
(terutama yang berafiliasi ke militer) dalam sekretaris bersama (sekber)
menang dengan angka yang cukup besar dibanding dengan partai
besar lainnya seperti PNI dan NU. Padahal secara politis mereka
hanya punya waktu kurang dari dua tahun untuk berkampanye (jika
dihitung antara keluarnya Undang-undang PEMILU akhir tahun 1969
dan pelaksanaannya pada pertengahan tahun 1971), berbeda halnya
dengan berbagai partai-partai besar yang telah terkenal bahkan sejak
masa pergerakan nasional dan memiliki tokoh-tokoh yang telah lama
dikenal publik. Disamping itu dalam kampanye, para petinggi partai
...suara yang Golkar juga hanya merendah dengan mematok target suara tidak
didapatkan Golkar lebih dari 30%. Namun realita dilapangan sungguh mencengangkan,
121
lebih dari separuh dimana jumlah suara yang didapat sangat diluar dugaan dalam jumlah
seluruh suara hitungan nasional, suara yang didapatkan Golkar lebih dari separuh
nasional yaitu sekitar seluruh suara nasional yaitu sekitar 62,8%, sedangkan NU hanya
62,8%, sedangkan mendapatkan suara sekitar 18,7%. Lebih diluar dugaan lagi adalah
NU hanya PNI, partai yang bisa dikatakan amat berakar dan juga sangat populer
mendapatkan suara ditengah masyarakat Indonesia ini hanya memperoleh suara kurang
sekitar 18,7%. dari 10 persen yaitu sekitar 6,9%. Padahal PEMILU tahun 1971 adalah
PEMILU pertama yang diikuti oleh Golkar. Namun dengan beragam
faktor dan juga dukungan politis dari ABRI. 122
119 Lihat R. William Lidlle. 1992. Pemilu-pemilu Orde Baru. Jakarta: LP3ES.
120 Lihat Anwar. 1992. Op.cit. Hal: 84-85.
121 Lihat David Reeve. 2013. Golkar Sejarah Yang Hilang. Depok: Komunitas Bambu. Hal: 280-281.
122 Salah satu indikasi dukungan ini adalah tampak dari partisipasi dari anggota ABRI seluruh
Indonesia pada proses kampanya partai Golkar sebelum PEMILU 1997. Walaupun demikian
adapula yang beranggapan bahwa “kampanye hitam” juga terjadi, terutama ketika hari pemilihan
tiba, dimana banyak intervensi dari anggota ABRI yang ditemukan justru ditempat pemungutan
suara (TPS). Lihat Vickers. 2008. Op.Cit. Hal: 250.
dpr.go.id 92
Bab II.indd 92 11/21/19 20:56