Page 176 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 176

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   Perkawinan yang sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 pasal 27
                                                   bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama dalam
                                                   hukum dan pernerintahan. Dalam pernyataan itu juga dikemukakan
                                                   agar Undang-undang Perkawinan ltu sesuai dengan konsensus yang
                                                   dicapai dalam public hearing Komisi III dan IX dengan Kowani pada
                                                   tanggal 19 dan 24 Februari 1973. lsi konsensus itu antara lain ialah
                                                   perlunya ada kesepakatan antara calon suami dan calon istri dan hal
                                                   ini adalah untuk mencegah adanya kawin paksa. Dalam konsensus
                                                   juga disebutkan tentang batas umur minimum untuk kawin mengingat
                                                   kepentingan kesejahteraan keluarga dan dikaitkan dengan program
                                                   keluarga berencana. Juga ditekankan adanya azas monogami dalam
                                                   perkawinan dengan pengecualian yang sangat ketat. Pernyataan
                                                   dari keempat belas orang tokoh wanita, ditandatangani oleh Ny.
                                                   Nani Suwondo, Ny. M. Wahyudi, Ny. Roebiono, Ny. N. Moerihadi, Ny.
                                                   Kartowiyono, Ny. Kartika Soejono, Ny. T.O. Ihromi, Ny. Maria Ulfah
                                                   Subadio, Ny, Titi Sumbung, Ny. Soephie Sarwono, Ny. S.M. Sudarman,
                                                   Ny. Mustamiruddin, Ny. M. Hutasoit dan Ny. S. Hanifa. Pertanyataan
                    Kowani (Kongres
                  Wanita Indonesia)                tersebut mendukung pidato kenegaraan ·Presiden pada tanggal 16
                                                   Agustus 1973 yang lalu, khususnya mengenai UU perkawinan, demikian
                  memohon kepada                   pernyataan empat belas orang tokoh wanita tersebut.
                        DPR-RI untuk                       Sementara itu, Kowani (Kongres Wanita Indonesia) memohon

                         memberikan                kepada DPR-RI untuk memberikan prioritas pertama kepada RUU
                    prioritas pertama              Perkawinan. Dewan Pimpinan KOWANI dalam pernyataannya
                          kepada RUU               yang dikeluarkan tanggal 20 Agustus 1973, khususnya mengenai
                          Perkawinan.              bagian UU Perkawinan. Selain memohon kepada DPR-RI untuk
                                                   memberikan prioritas pertama kepada RUU Perkawinan itu, KOWANI
                                                   dalam pernyataannya itu juga mengajak segenap Wanita Indonesia
                                                   mencurahkan perhatiannya atas pembicaraan RUU Perkawinan itu
                                                   dalam DPR-RI. Pernyataan itu ditandatangani oleh Ketua Periodik
                                                   KOWANI Ny. F. Duriat dan wakil-wakilnya. KOWANI terdiri dari unsur-
                                                   unsur Wanita Katholik, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra, PWKI,
                                                   ISWI, Pertiwi, Perwari, Wanita Marhaenis dan Wanita Muslimat NU.
                                                           Senin tanggal 17 Agustus 1973 utusan Generasi Muda Islam
                                                   Indonesia bermaksud akan menemui Pimpinan DPR-RI untuk
                                                   menyampaikan pernyataannya, ternyata tidak jadi mereka bertemu.
                                                   Dalam pernyataan yang mereka berikan kepada para wartawan, antara
                                                   lain berbunyi bahwa RUU Perkawinan ini adalah untuk generasi muda,
                                                   oleh karenanya kami mendesak hendaknya bapak-bapak memikirkan
                                                   serta mempertimbangkan sematang-matangnya RUU tersebut.





                                       dpr.go.id   170





         Bab III.indd   170                                                                                         11/21/19   18:10
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181