Page 175 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 175

MENGU ATNYA  PENGARUH ORDE B ARU
                                                                                               DI DPR (19 71 - 19 77)



                                                   dicoba untuk mengganti hukum-hukum agama tapi telah memperoleh
                                                   revisi sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya bertentangan dengan
                                                   surnbernya sendiri yakni agama. Hal ini menurut FPP berarti bahwa
                                                   Pemerintah kurang penghargaannya terhadap kesadaran hukum rakyat
                                                   dan wajarlah apabila sebagian besar rakyat Indonesia telah memberikan
                                                   reaksi keras terhadap RUU Perkawinan ini.
                                                         Selama ini keyakinan umat Islam sudah mendapat perlindungan
                                                   dan bimbingan dari Negara dan Pemerintah, maka hendaknya dalam
                                                   seal perkawinan inipun akan tetap diberikan perlindungan dan
                                                   bimbingan. FPP tidak dapat memahami adanya suatu RUU yang di
                                                   satu pihak bertujuan mensucikan perkawinan, sedangkan di lain
                                                   pihak mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak bermoral. Oleh
                                                   karenanya FPP mengharapkan adanya jawaban dari pihak Pemerintah
                                                   atas segala appeal yang telah disampaikan oleh FPP dalam pemadangan
                                                   umumnya mengenai RUU Perkawinan.
                                                         Dalam  pidatonya  menyambut  Peringatan lsra’ Mi’raj  Nabi
                                                   Muhammad SAW. di Mesjid lstiqlal tanggal 26 Agustus 1973 malam,
                          ...tidak benar           Presiden antara lain juga membantah, bahwa tidak benar RUU
                    RUU Perkawinan                 Perkawinan yang diajukan Pemerintah itu bertentangan dengan Agama
                        yang diajukan              Islam, seperti yang dikemukakan oleh sementara pihak. Dikatakan oleh
                       Pemerintah itu              Presiden, bahwa tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau Pemerintah
                        bertentangan               mengajukan RUU yang bertentangan dengan aspirasi dan pandangan

                      dengan Agama                 hidup masyarakat yang ada di Indonesia. Presiden mengatakan, bahwa
                 Islam, seperti yang               perkawinan mempunyai hubungan yang lebih dalam dan lebih jauh dari
                  dikemukakan oleh                 sekedar hubungan lahiriyah saja, oleh karena nilai-nilai agama dalam
                    sementara pihak.               perkawinan mutlak diperlukan.
                                                         Selanjutnya kepada semua pihak Presiden mengajak untuk
                                                   dapat menahan diri dan sebagai orang beragama, Presiden berdoa,
                                                   agar kita diberi lapang dada dalam mengatasi masalah-masalah yang
                                                   dihadapi. Presiden memohon kiranya agar DPA bersama Pemerintah
                                                   dapat membahas RUU Perkawinan tersebut dengan wajar dan
                                                   memperhatikan semua kepentingan yang ada dalam masyarakat.
                                                   Demikian antara lain penegasan Presiden Soeharto mengenai RUU
                                                   Perkawinan.


                                                         3.7.2.2. Respon Masyarakat
                                                         Sabtu tanggal 25 Agustus 1973, tokoh-tokoh wanita sebanyak
                                                   14 orang telah mengeluarkan pernyataan kepada DPR yang isinya
                                                   antara lain mengharapkan segera terbentuknya Undang-undang





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   169
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab III.indd   169                                                                                         11/21/19   18:10
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180