Page 456 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 456

DPR RI 1987 - 1992: ER A  PENGU ATAN  TATANAN
                                                                       EK ONOMI D AN SO SIAL  B ANGS A  INDONE SIA



                                                         Dalam proses pembahasan RUU, pimpinan dewan menetapkan
                                                   Pembentukan Panitia Khusus RUU tentang Pendidikan Nasional yang
                                                   berdasarkan surat keputuan DPR RI No.2/DPR RI/1/1988. Panitia
                                                   khusus bertugas untuk memperbaiki dan menyempurnakan RUU
                                                   sesuai masukan dari fraksi-fraksi sehingga menjadi 20 bab dan 59
                                                   pasal dengan perubahan judul menjadi RUU tentang Sistem Pendidikan
                                                   Nasional. Selanjutnya, RUU disampaikan dalam rapat Paripurna Dewan
                                                   pada 23 September 1988. RUU tersebut disahkan pada 6 Maret 1989
                                                   menjadi UU tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada 1992, diterbitkan
                                                   buku proses pembahasan RUU Sistem Pendidikan Nasional sebagai
                                                   salah satu prioritas pembahasan RUU yang banyak menyentuh
                                                   kehidupan masyarakat umum.  278


                                                         6. 2. 2. RUU Bidang Perhubungan ( RUU  Perkeretaapian,
                                                         RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, RUU Penerbangan,
                                                         RUU Pelayaran)

                             Fraksi Partai               DPR RI dan Pemerintah, pada tahun 1992 secara berurutan
                              Demokrasi            membahas 4  RUU di sektor  perhubungan, yaitu  RUU Tentang
                        Indonesia yang             Perkeretaapian yang kemudian menjadi UU No 13/1992, RUU Tentang
                  diwakili oleh Anwar              lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang menjadi UU 14/1992, RUU Tentang
                   Datuk menyoalkan                Penerbangan yang kemudian menjadi UU No 15/1992 dan terakhir,
                                                   setelah melalui pembahasan yang cukup panjang dan a lot akhirnya
                                  tentang          RUU Tentang Pelayaran disahkan menjadi UU No 21/1992.
                     penyelenggaraan                       Terkait pembahasan RUUPerkeretaapian, Fraksi Karya

                      izin mengemudi               Pembangunan mengusulkan adanya ketentuan bahwa perkeretapaian
                      yang akan diatur             adalah tulang punggung angkutan di darat dengan ciri khas massal,
                       dalam Peraturan             hemat energi dan bebas polusi. Dalam RUU Perkeretaapian, yaitu pada
                            Pemerintah.            Pasal 26 juga ditegaskan adanya jaminan keamanan dan keselamatan
                                                   penumpang termasuk didalamnya pejalan kaki, pengendara sepeda
                                                   dan penyandang cacat. Sedangkan pada Pasal 12 RUU Perkeretaapian
                                                   ditegaskan adanya jaminan hak dan kewajiban bila terjadi kecelakaan
                                                   yaitu dengan asuransi, baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
                                                           Dalam pembahasan RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Fraksi
                                                   ABRI melalui juru bicaranya, Soedjalmo, menyoroti beberapa masalah,
                                                   antara lain masalah penyelenggaraan moda transportasi. Materi lain
                                                   yang dipersoalkan Fraksi ABRI adalah menyangkut penjelasan atas
                                                   Pasal 14 tentang pendaftaran kendaraan bermotor, Pasal 16 tentang



                                                   278   Setjen DPR RI, Op.Cit, hlm 412




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   455
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Bab VI CETAK.indd   455                                                                                 25/11/2019   01:40:09
   451   452   453   454   455   456   457   458   459   460   461