Page 508 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 508
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
mendapat surat peringatan dari ketua panwaslak Yogyakarta. Di
Sumatra Barat kampanye yang rencananya berlangsung di empat
wilayah batal karena ijin pemakaian tempat dicabut oleh Kepala Desa
Kerapatan Adat Nagari setempat .Di Jakarta, seorang jurkam PPP di
diskualifikasi karena menyinggung isu SARA. Meskipun demikian, dari
penilaian Polda Metro Jaya, massa PPP merupakan yang paling tertib
selama masa kampanye. Pada kampanye hari terakhir, meski massa
meluap ke jalan, tidak timbul kemacetan dan aksi perusakan. Untuk
mengawasi kampanye dan pemilu, PPP membentuk Tim pembelaan
pemilu PPP (TP-P4).
Pemilu 1992 juga menampilkan hal baru. Kali ini pemerintah
mewajibkan calon anggota DPR harus menjalani Penelitian Khusus
(Litsus) untuk mendapatkan surat keterangan tidak terlibat organisasi
terlarang (SKTT). Setelah hasilnya diproses akan keluar rekomendasi
dari Bakorstanas kepada kepolisian. Berdasarkan rekomendasi itu,
polisi akan memberikan Surat Keterangan Tidak Tersangkut (SKTT)
kepada para calon anggota DPR/MPR tersebut. Partai Persatuan
Pembangunan pada pemilu kali ini masih menduduki urutan kedua.
Namun dari segi perolehan kursi hanya naik satu kursi dari Pemilu
1987. Sementara Partai Demokrasi Indonesia perolehan kursinya naik
signifikan sebesar 16 kursi.
Cara pembagian Sistem Pemilu : Perwakilan berimbang dengan stelsel daftar
kursi untuk Pemilu Biaya : Rp. 199,8 milyar
1992 juga masih Pemungutan Suara : 9 Juni 1992
: 2 Partai Politik dan satu Golongan Karya
Jumlah Peserta
sama dengan Pemilu Jumlah Kursi : 400
sebelumnya. Jumlah Anggota DPR : 500 (100 diangkat dari ABRI)
Cara pembagian kursi untuk Pemilu 1992 juga masih sama
dengan Pemilu sebelumnya. Hasil Pemilu yang pemungutan suaranya
dilaksanakan tanggal 9 Juni 1992 ini pada waktu itu agak mengagetkan
banyak orang. Sebab, perolehan suara Golkar kali ini merosot
dibandingkan Pemilu 1987. Kalau pada Pemilu 1987 perolehan suaranya
mencapai 73,16 persen, pada Pemilu 1992 turun menjadi 68,10 persen,
atau merosot 5,06 persen. Penurunan yang tampak nyata bisa dilihat
pada perolehan kursi, yakni menurun dari 299 menjadi 282, atau
kehilangan 17 kursi dibanding pemilu sebelumnya.
PPP juga mengalami hal yang sama, meski masih bisa menaikkan
dpr.go.id 508
Buku 4 Bab VII CETAK.indd 508 11/22/19 6:06 AM