Page 526 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 526

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   tidak melibatkan orang-orang yang tidak berkepentingan, misalnya
                                                   siswa SMA yang sedang menunggu bis. 409


                                                   7.4.1. Tiga Faktor Perdebatan Kasus SDSB

                                                         Menurut para akademisi, setidak-tidaknya ada tiga faktor yang
                                                   menyebabkan perbedaan pendapat secara umum, dan kasus SDSB
                                                   secara khusus, tidak bisa diselesaikan secara dewasa. Yang pertama,
                                                   menurut Dr. Sri Bintang Pamungkas, yang kebetulan juga anggota Komisi
                                                   APBN DPR dari fraksi Persatuan Pembangunan, pemerintah cenderung
                                                   enggan berkonsultasi dengan wakil rakyat. Dalam kasus SDSB, kata
                                                   Bintang, ijin pelaksanaannya dikeluarkan tanpa melalui konsultasi
                                                   dengan DPR, padahal  segala jenis pengumpulan  dana masyarakat
                                                   untuk keperluan pembangunan seharusnya dikonsultasikan dulu
                                                   dengan para wakil rakyat. “Karena itu saya menyesalkan pernyataan-
                                                   pernyataan yang menyebutkan bahwa SDSB akan dihapuskan bila DPR
                                                   memintanya, padahal sebelumnya saat pelaksanaan SDSB, pemerintah
                                                   tidak pernah berkonsultasi dengan DPR,” katanya. Yang kedua, menurut
                                                   Kepala Jurusan Ilmu Politik FISIP UI Dr Maswadi Rauf, kontroversi atas
                                                   suatu masalah muncul kerapkali karena pemerintah bertahan dalam
                                                   sikapnya dan tidak mau memasuki tahap tawar menawar (bargaining
                                                   process). Menurut dia, pemerintah alam hal ini Departemen Sosial-
                                                   sebaiknya sedari mula menampung dan mengolah serta memanfaatkan
                                                   berbagai usulan yang masuk tentang alternatif SDSB. Sedang yang
                                                   ketiga, seperti dikatakan Prof Dr Nazaruddin Sjamsuddin, jalur
                                                   komunikasi antara DPR sebagai lembaga kontrol dan pemerintah
                                                   sebagai yang dikontrol belum berjalan sebagaimana mestinya. “Kita
                                                   tahu sistem ketatanegaraan di Indonesia belum memungkinkan DPR
                                                   melakukan desakan langsung kepada pemerintah. Karena itu setelah
                    “Kita tahu sistem              ada tekanan massa barulah DPR bisa bicara,” katanya. Ia mengatakan,

                  ketatanegaraan di                masyarakat tidak bisa menyalahkan DPR karena sedari mula ia tabu
                                                   DPR sudah menampung aspirasi tentang SDSB, hanya saja saluran
                   Indonesia belum
                                                   komunikasi yang macet dan berjalan searah menyebabkan aspirasi itu
              memungkinkan DPR                     tidak bisa didesakkan kepada pemerintah. Akibatnya, kata dosen FISIP
               melakukan desakan                   UI itu, pemerintah didorong secara kuat untuk menghapuskan SDSB,

                   langsung kepada                 namun diingatkannya “mekanisme “pengambilan keputusan tidak bisa
                                                   terus menerus mengambil jalan unjuk rasa lalu DPR lalu pemerintah.
                          pemerintah.



                                                   409   Kompas, 17 Nopember 1993




                                       dpr.go.id   526





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   526                                                                           11/22/19   6:06 AM
   521   522   523   524   525   526   527   528   529   530   531