Page 74 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 74

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN




                                                   karena isi dan struktur DPR dan MPR kebanyakan bukan orang-orang
                                                   yang pro terhadap Presiden. Masalah G30S yang masih simpang
                                                   siur serta kemerosotan ekonomi masih dijadikan tema utama untuk
                                                   memojokkan presiden yang ketika itu kedudukanya tidak sekuat
                                                   beberapa tahun sebelumnya. Dalam pidato pembelaannya tersebut
                                                   Presiden Soekarno panjang lebar menjelaskan kedudukannya dalam
                                                   peristiwa itu, dimana dia merasa sama sekali tidak terlibat. Selain
                      Dalam kaitan ini             itu dia juga merasa tidak haru bertanggung jawab atas kejadian yang
                       kemudian DPR                banyak kalangan menilai itu sebenarnya merupakan upaya kudeta.

                        mengeluarkan               Presiden Soekarno juga mengatakan bahwa dirinya juga mengutuk
                memorandum yang                    kejadian tersebut dan meminta pada aparat yang berwenang (hal ini
                      berisi mengenai              merujuk pada pengemban Supersemar, Soeharto) untuk mengambil
                   tanggapan atas isi              tindakan hukum. Dalam peristiwa G30S, Presiden Soekarno memiliki
                                                   beberapa pendapat terkait peristiwa tersebut, dimana menurutnya
                    dari pertanggung               ada 3 hal yang menyebabkan pecahnya peristiwa G30S,   yaitu:
                                                                                                       74
                   jawaban Presiden                      1.  Keblingeran pimpinan PKI
                     Soekarno diatas.                    2.  Kelihaian subversi nekolim

                                                         3.  Adanya oknum yang tidak benar. 75


                                                         Pidato Pembelaan inilah yang kemudian disepakati tidak
                                                   diterima oleh DPR dan kemudian oleh MPRS. Dalam kaitan ini
                                                   kemudian DPR mengeluarkan memorandum yang berisi mengenai
                                                   tanggapan atas isi dari pertanggung jawaban Presiden Soekarno
                                                   diatas. Memorandum inilah yang nantinya akan ditanda-tangani
                                                   oleh Semua Pimpinan DPR termasuk Syarif Thayeb sebagai Wakil
                                                   Ketua DPR. Isi dari memorandum tersebut secara gambling menolak
                                                   penjelasan-penjelasan Presiden Soekarno terkait dengan banyak hal,
                                                   terutama mengenai G30S. Bahkan dalam pendapatnya, DPR merasa
                                                   Presiden Soekarno justru terlibat dalam peristiwa ini. Oleh sebab itu
                                                   , secara konstitusional dia harus bertanggung jawab, terutama pada
                                                   MPRS. Selain itu, Presiden juga dianggap membahayakan negara
                                                   dengan berbagai macam kebijakan-kebijakan yang sejatinya justru
                                                   mengarahkan Indonesia pada tahap yang selalu mundur, terutama
                                                   pada bidang perekonomian. DPR merasa bahwa ada semacam “mis-
                                                   management” total dari pengelolaan perekonomian negara, dan semua



                                                   74   Presiden Soekarno sebenarnya lebih merujuk pada penggunaan kata GESTOK (Gerakan Satu
                                                      Oktober), hal ini mengacu pada hari dimana peristiwa penculikan itu terjadi sejatinya pada
                                                      dinihari tanggal 1 Oktober 1965.
                                                   75   Lihat Budi Setiyono dan Bonnie Triyana. 2005. Revolusi Belum Selesai, Kumpulan Pidato Presiden
                                                      Soekarno 30 September 1965- Pelengkap Nawaksara. Yogyakarya: Ombak. Hal: 718-722.




                                       dpr.go.id   66





         Bab II.indd   66                                                                                           11/21/19   20:56
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79