Page 129 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 129

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN




           PARLEMEN BARU-HARAPAN BARU,


           PARLEMEN INDONESIA (1955-1957)



           Periode 1955-1959 merupakan periode penting dalam sejarah parlemen Indonesia.

           Pada periode inilah untuk pertama kalinya parlemen diisi oleh wakil-wakil yang
           dipilih langsung oleh rakyat.











                                      PEMILU pertama dibayang-banyangi kondisi Republik yang tidak sta-
                                      bil, khususnya berbagai gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh
                                      munculnya kelompok-kelompok separatis bersenjata. Kelompok ber-
                                      senjata ini menebar teror dan ketakutan di masyarakat serta berusaha
                                      mendelegitimasi kekuasaan pemerintah pusat. Kondisi tersebut diper-
                                      parah dengan terjadinya perpecahan di kalangan militer.


                                      Sementara itu, di kalangan partai utama, yakni Masyumi, PNI, NU, dan
                                      PKI, juga terjadi pergesekan yang keras dalam upaya mereka mempe-
                                      ngaruhi opini publik dan mengakses kekuasaan. Koalisi dan perseteruan
                                      antara kelompok-kelompok Partai yang berubah-ubah, polemik yang se-
                                      ngit antar-partai, terlihat jelas mewarnai masa-masa menjelang pemilu.


                                      Kondisi  di  atas  yang  melatarbelakangi  pesimisme  masyarakat  in-
                                      ternasional bahwa pemilu di Indonesia bisa terlaksana dengan baik.
                                      Kegagalan  pemilu  bisa  mendiskreditkan  pemerintah  Indonesia
                                      dan  bisa  semakin  menjerumuskan  bangsa  ini  kedalam  perpecah-
                                      an dan disintegrasi bangsa. Kalangan Barat yang dimotori oleh pers
                                      Belanda meyakini bahwa pemilu di Indonesia tidak akan berhasil dan
                                      akan menimbulkan berbagai gangguan yang berdampak negatif ter-
                                      hadap Indonesia. Sikap ini sengaja dikembangkan oleh Belanda yang
                                      memiliki interes tersendiri terkait dengan beberapa wilayah Indonesia
                                      yang masih dikuasainya.


                                      Untunglah, Pemilihan Umum 1955 berjalan dengan sukses. Para wakil
                                      rakyat memiliki legitimasi yang kuat untuk menyuarakan aspirasi rakyat
                                      dan menjadi penyeimbang dan oposisi pemerintah. Kondisi seperti ini
                                      sudah menjadi ciri khas dari kehidupan politik demokrasi (liberal). Sela-




           122
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134