Page 132 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 132

UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA
                                                                                                         (1950-1960)





                  Presiden Soekarno telah memberi kewenangan untuk membentuk ka-
                  binet setelah Perdana Menteri Kabinet Ali Sastroamidjojo dari PNI me-
                  nyerahkan mandatnya. Setelah itu Kabinet Burhanuddin menyeleng-
                  garakan pemilu yang pada dasarnya sudah diprogramkan oleh Kabinet
                  Ali. Jadi, dengan sendirinya Kabinet Burhanuddin, tanpa disuruh mun-
                  dur  pun,  akan  menyerahkan  kembali  mandatnya  setelah  pemenang
                  pemilu diketahui dan siap membentuk kabinet baru.


                  Hatta menilai bahwa kesulitan pembentukan kabinet disebabkan ter-
                  lalu banyaknya partai di parlemen. Karena itu, ia pernah mengusulkan
                  agar mencari jalan untuk penyederhanaan kepartaian.


                  Setelah   penyelenggaraan   pemilu,   Panitia
                  Pemilihan  Indonesia  (PPI)  mengumumkan
                  daftar  resmi  nama-nama  calon  anggota  DPR
                  yang baru pada 1 Maret 1956. Atas dasar itulah         Pada 24 Maret 1956
                  Presiden  Soekarno  kemudian  menunjuk  lagi
                  Ali  Sastroamidjojo  untuk  menjadi  formatur          susunan Kabinet Ali
                  pembentukan     kabinet,   yang   merupakan            Sastroamidjojo II
                  manifestasi dari kekuatan di DPR dan karenanya
                  diharapkan  pemerintahan  yang  terbentuk              disahkan Presiden
                  mendapatkan dukungan dari parlemen.                    melalui Keputusan
                                                                         Presiden Nomor 85.
                  Tepat  seminggu  dari  pengumuman  PPI  di
                  atas,  pada  8  Maret  1956  Ali  Sastroamidjojo
                  sudah  mengemban  tugas  sebagai  formatur
                  pembentukan  kabinet  dan  diberi  waktu
                  selama  sepekan,  hingga  16  Maret,  untuk
                  membentuk  pemerintahan.  Pada  24  Maret  1956  susunan  Kabinet
                  Ali Sastroamidjojo II disahkan Presiden melalui Keputusan Presiden
                  Nomor 85. Dalam pertemuannya dengan parlemen pada 9 April 1956,
                  PM Ali Sastroamidjojo memperkenalkan semua anggota kabinetnya
                  yang terdiri dari 24 orang.

                  Sebagai salah satu program Kabinet Ali Sastroamidjojo, UU tentang
                  Pembatalan Perjanjian KMB merupakan produk DPR hasil Pemilu 1955
                  yang lahir tak lama setelah terbentuknya DPR pilihan rakyat dan disah-
                  kannya pemerintahan baru Kabinet Ali Sastroamidjojo II.


                  Pemerintah  bersama-sama  DPR  telah  mempersiapkan  berbagai  hal
                  termasuk  mengantisipasi  perkembangan  internasional  sebagai  dam-
                  pak penarikan diri Indonesia secara sepihak dari perjanjian KMB. Dalam





                    dpr.go.id                                                                              125
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137