Page 131 - BUKU SEABAD RAKYAT INDONESIA BERPARLEMEN
P. 131

SEABAD RAKYAT INDONESIA
           BERPARLEMEN





                                                           Periode 1955-1959, suatu masa yang relatif sing-
                                                           kat, tiga kali terjadi perubahan kabinet atau pe-
           Desakan agar Kabinet                            merintahan  (Kabinet  Burhanuddin  Harahap,
                                                           Kabinet Ali Sastroamidjojo, dan Kabinet Djuan-
           Burhanuddin Harahap                             da). Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden (5

           mengundurkan diri                               Juli  1959),  Indonesia  menggunakan  UUD  1945
                                                           sebagai  konstitusinya,  dan  hal  ini  berdampak
           atau demisioner bukan                           pada posisi DPR yang dipilih dalam pemilu yang

           karena kabinet itu                              menggunakan UUDS 1950 sebagai payung hu-
                                                           kumnya.
           tidak mencerminkan
           konstelasi politik                              Nasib pemerintah sangat dipengaruhi oleh ha-
                                                           sil perolehan suara dalam pemilu yang digelar
           yang ada dalam                                  pada 29 September 1955. Setelah penyerahan

           parlemen atau Dewan                             mandat  Kabinet  Ali  Sastroamidjojo  I  kepada
           Konstituante dan                                pemerintah,  atas  rekomendasi  Wakil  Presiden
                                                           Moh.  Hatta,  ditunjuklah  Burhanuddin  Harahap
           DPR, karena naiknya                             dari Masyumi sebagai formatur untuk memben-

           Burhanuddin Harahap                             tuk  kabinet  yang  baru.  Kabinet  baru  pun  ter-
                                                           bentuk dengan pimpinan Masyumi dan meng-
           dari Masyumi menjadi                            gandeng 12 partai lainnya membentuk sebuah

           Perdana Menteri pada                            koalisi besar.
           1955 adalah sebagai                             Namun upaya untuk mengajak PNI ke dalam

           konsekuensi logis dari                          koalisi pemerintahan yang baru tidak berhasil.
                                                           Konflik  Masyumi-PNI  terjadi  karena  masalah
           sistem parlementer.                             susunan kabinet. Calon-calon yang diusulkan
                                                           PNI untuk duduk dalam kabinet koalisi ditolak
                                                           Masyumi. Perbedaan pendapat antara PNI dan
                                                           Masyumi dalam proses penentuan struktur pe-
                                                           merintahan  yang  baru  menghapus  harapan
                                      banyak pihak, termasuk Hatta, akan terbentuknya pemerintahan yang
                                      kuat.

                                      Belum  sebulan  setelah  penyelenggaraan  pemilu,  desakan  terhadap
                                      pemerintahan PM Burhanuddin Harahap untuk segera mengundurkan
                                      diri telah muncul di masyarakat. Desakan agar Kabinet Burhanuddin
                                      Harahap  mengundurkan  diri  atau  demisioner  bukan  karena  kabinet
                                      itu  tidak  mencerminkan  konstelasi  politik  yang  ada  dalam  parlemen
                                      atau Dewan Konstituante dan DPR, naiknya Burhanuddin Harahap dari
                                      Masyumi menjadi Perdana Menteri pada 1955 adalah konsekuensi logis
                                      dari sistem parlementer.




           124
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136