Page 23 - MAJALAH 167
P. 23

Pengawasan

































              FOTO : IWAN/IW



              Ilustrasi Tahanan di penajara

              dana tersebut untuk merenovasi   sehingga menimbulkan kerawanan      “Para narapidana mati kasus
              sejumlah Lapas. “Hanya digunakan   sosial di dalam Lapas. Mantan   narkotika selalu mengendalikan
              Rp 700 miliar untuk penambahan   Anggota F-Hanura DPR RI yang     peredaran narkoba dari dalam
              sumber daya manusia, termasuk    kini menyeberang ke PAN itu,     Lapas,” kata Sudding saat mengikuti
              CPNS yang baru,” ucap legislator   menekankan agar semua lembaga   rapat dengan Kemenkum HAM
              Fraksi Golkar itu. Satu kamar yang   terkait bergerak seirama memutus   beberapa waktu lalu. Publik, selalu
              mestinya dihuni sembilan orang,   mata rantai bisnis narkoba di balik   menyorot kasus bisnis narkoba
              kini dijejali 18-21 orang dengan   jeruji besi.                   dari dalam Lapas. Untuk itu, kata
              ranjang bersusun. Sangat tidak      Tidak hanya Kemenkum          legislator dapil sulawesi tengah itu,
              layak. Ini sorotan dari sisi kapasitas   HAM, Polri, kejaksaan, dan Badan   narapidana mati apalagi yang masih
              Lapas.                           Narkotika Nasional (BNN) harus   mengendalikan bisnis haramnya
                 Sementara sorotan dari sisi   bergerak serempak memberantas    dari Lapas harus segera dieksekusi.
              bisnis narkoba di Lapas pernah   narkoba di Lapas, sekaligus      Semakin lama tak dieksekusi, kian
              disampaikan pula oleh mantan     memutus rantai bisnis narkoba    memberi peluang melakukan bisnis
              Anggota Komisi III DPR Sarifuddin   yang kendalikan dari balik Lapas.   ilegalnya dari dalam Lapas.
              Sudding. Yang memprihatinkan     Bisnis narkoba yang dikendalikan    Inilah momentum memperketat
              ada narapidana yang tinggal      dari Lapas sudah jadi rahasia    kembali pengawasan Lapas
              menunggu eksekusi mati karena    umum bagi publik. Memperketat    dari bahaya narkoba. Sistem
              kasus narkoba, masih saja mampu   pengawasan di dalam Lapas       pengawasan dengan CCTV dan
              mengendalikan bisnis narkobanya   menjadi keniscayaan yang tidak   penjagaan ketat perlu dilakukan.
              dari balik penjara. Kasus bisnis   bisa ditunda lagi.             Secara berkala para petugas
              narkoba dari balik jeruji besi tak   Fenomena adanya bisnis       Lapas harus menggeledah
              mungkin bila tak melibatkan sipir   narkoba yang dikendalikan dari   kamar para narapidana narkoba.
              atau Kalapas sendiri. Setidaknya,   balik Lapas merupakan potret   Alat komunikasi selalu banyak
              otoritas Lapas memberi akses     mentalitas aparatur di Kemenkum   ditemukan di kamar-kamar para
              komunikasi bagi narapidana       HAM yang buruk, terutama yang    narapidana itu. Akses komunikasi
              binaannya itu.                   bertugas di Lapas. Kemenkum      harus diputus, tidak saja telepon
                 Sudding mengimbau agar        HAM harus membenahi              tapi juga akses kunjungan tamu
              Kejaksaan Agung yang diberi      aparaturnya dari mulai Dirjen    yang menjenguk narapidana
              wewenang untuk mengeksekusi      Lapas hingga ke sipir. Dari hulu   narkoba. Tak jarang kunjungan itu
              mati narapidana, harus segera    ke hilir harus dibenahi. Ini bagian   justru membuka jaringan bisnis
              mengeksekusinya. Jangan sampai   dari upaya mereformasi jajaran   haram dengan koleganya di luar
              waktu eksekusi terlalu lama,     Kemenkum HAM.                    Lapas.   MH/ES

                                                                                167 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28