Page 31 - MAJALAH 103
P. 31

Lembaga hasil reformasi tersebut sampai saat ini  dan menghempas semua pondasi ekonomi kita. Harga
            nangani kasus Century enggak beres­beres. kasus  dollar melangit dan sembilan bahan pokok melejit.
            lainnya seperti BLBI juga belum terungkap. Supremasi  Hampir semua keluarga mahasiswa yang sebagian besar
            hukum saat ini tetap tumpul bagi penguasa dan tajam  kelas menengah ke bawah, kena dampaknya dari krisis
            bagi masyarakat kecil. Bagaimana mungkin anak kecil  ekonomi itu. Kami sampai pada titik kesimpulan bahwa
            mencuri sandal dihukum, korupsi dihukum ringan.  rapuhnya bangunan ekonomi disebabkan menjamurnya
            Kami juga sangat menyayangkan nyawa abang­abang  korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
            kami dalam tragedi Semanggi dan trisakti. Kalau mau
            merubah bangsa ini, jalankan 6 visi reformasi. (mh)  Penguasa hanya membangun fisik dengan fondasi
                                                               otoritarian  dan  KKN.  Ujung  sumber  masalahnya
                                                               teridentifikasi, yaitu kekuasaan yang terlalu lama dan
            Sarbini,                                           tersentralistis. Maka gerakan anti­KKN dan melawan
                                                               kekuasaan yang otoriter semakin masif. Isu KKN dan
            Pelaku Gerakan Reformasi/Mantan Ketua Senat UNTAG Jakarta  jatuhkan rezim Orba adalah isu yang paling populis bagi
            Reformasi Bukan Gagal,                             rakyat. KKN harus dibasmi, Suharto sebagai presiden
                                                               harus turun, kekuasaan harus dibatasi, dan sentralitas
            Tapi Salah Urus                                    kekuasaan juga harus dikurangi.

                                                                 Ketika Soeharto jatuh pada 21 Mei 1998, bermunculan
              Saya  salah  satu  bagian                        media massa dan partai politik baru. Para elit mulai
            dari mahasiswa penggerak                           berebut kekuasaan dan bagi­bagi kue reformasi. Di
            reformasi,  tidak  mengira                         mana mahasiswa? Mereka pulang ke kampus masing­
            akan secepat itu gerakan ini                       masing untuk melanjutkan kuliah. Hanya sebagian kecil
            mewabah hampir ke seluruh                          saja yang tetap protes di jalan, karena penguasa baru
            pelosok negeri. Isu KKN dan                        tetap menjadi bagian dari Suharto dan kaki tangannya.
            turunkan Suharto terdengar                         Gerakan  mahasiswa  perlahan  tapi  pasti  menurun
            membahana pada setiap aksi                         intensitasnya  dan  digantikan  oleh  para  elit  yang
            demontrasi. Tidak terbersit                        mengaku reformis yang sebagian besar mendirikan
            di  pikiran  kawan­kawan                           partai politik.
            mahasiswa waktu itu akan
            mendapat  pujian  setelah                            Gerakan mahasiswa akhirnya diambil oleh kekuatan
            berhasil  menumbangkan                             partai politik dan mahasiswa tetap di luar. Kekuasaan
            rezim Suharto. Pascareformasi,                     terus berganti, namun kondisi tidak semakin baik, bahkan
            kami juga tak mengira akan mendapat cemoohan,  mungkin memburuk. Ketika kondisi negara memburuk,
            karena reformasi dianggap gagal akibat mahasiswa.  mengapa para mahasiswa pelaku gerakan reformasi ‘98
            Bahkan ada yang mengatakan, kondisi saat ini lebih  yang disalahkan? Bukankah mereka kembali ke kampus
            buruk daripada era rezim Suharto.                  dan tidak masuk bagian dari kekuasaan? Kalau kita
                                                               melihat perspektif reformasi dalam konteks kekuasaan,
              Saat bergerak mahasiswa tidak pernah membawa  mungkin ada benarnya dinilai gagal. Karena penguasa
            tema reformasi. Yang santer terdengar justru revolusi.  yang lahir di ere reformasi tidak menghasilkan sesuatu
            Kami  juga  tidak  tahu,  dari  mana  dan  siapa  yang  yang membuat Indonesia semakin baik.
            “menyusupkan” kata reformasi ke gerakan mahasiswa
            waktu itu. Terlepas dari mana munculnya, mahasiswa   Para elit politik tidak mampu menyusun formasi
            hanya merasakan adanya represifitas kekuasaan masuk  baru dalam kekuasaan yang membawa Indonesia pada
            ke kampus­kampus. Kampus yang memiliki kebebasan  cita­cita yang diharapkan oleh rakyat dan gerakan
            mimbar dan berpendapat sesuai kapasitas keilmuannya,  mahasiswa. Yang terlihat malah perebutan kekuasaan
            justru dibungkam oleh birokrat kampus sendiri dengan  mengatasnamakan reformasi. Korupsi bukan saja di
            alasan “menjaga stabilitas”.                       bawah meja tapi sudah di atas meja, bahkan di tempat
                                                               dan di kantor penegak hukum. Kolusi sudah menjadi
              Mahasiswa tentu tidak diam. Dihambat di kampus,  tontonan yang kasat mata. Bahkan, mereka masih
            mereka melakukan gerakan kritis dengan berdiskusi  bisa tersenyum dan tertawa ketika menggunakan baju
            lintas kampus dan saling bertukar informasi tentang  kebesaran “Tahanan KPK”.
            kondisi mutakhir negeri ini. Kelompok diskusi kritis
            menjamur dan konsolidasi mahasiswa terbangun di      Nepotisme sudah merambah dari hulu sampai hilir.
            kota­kota besar. Benih­benih perlawanan mulai tumbuh,  Dua pertiga pejabat publik, baik di eksekutif, legislatif,
            kelompok­kelompok kritis bermunculan, dan bahkan  dan yudikatif terjerat kasus KKN yang akhirnya menjadi
            ada gerakan oposisi terhadap pemerintah.           urusan KPK. Sebaliknya, kalau kita melihat reformasi
                                                               dalam konteks gerakan, justru berhasil. Itu dibuktikan
              Tahun 1997, krisis ekonomi global tiba pula di Indonesia  dengan jatuhnya rezim otoritarian ORBA, menjamurnya


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013  31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36