Page 35 - MAJALAH 103
P. 35

ke Presiden untuk merehabilitasi  terjadi di wilayah Jawa Barat, dari  menentukan. Inilah problem besar
            eks  tahanan  politik  1965/1966.  Parung,  Cikeuting,  dan  Cikeusik  satu setengah dasawarsa reformasi:
            Dasar untuk rehabilitasi jelas, Pasal  hingga Sampang, Jawa Timur dan  oligarki dan melahirkan paradoks.
            14 ayat (1) UUD 1945. Hasilnya?  Lombok, Nusa Tenggara Barat.
            Nihil. Kebebasan politik itu belum                                    Kedaulatan  suara  rakyat,  dire­
            dipulihkan. Masih ada perlakuan     Di  Papua,  nyaris  tidak  berlaku  presentasi  oleh  kekuatan  partai
            yang menempatkan mereka tidak  demokrasi. Reformasi membawa  politik. Dari kekuatan partai yang
            setara sebagai warga.             angin  harapan,  kebebasan  dan  banyak,  dibatasi  pada  electoral
                                              perubahan  kepada  Papua  hanya  treshold,  dari  kekuatan  sepuluh
              Di sisi lain, ada sejumlah warga  pada era pemerintahan KH. Abdur­  partai direduksi ke dalam sekretariat
            –pemuda­­ mendirikan partai politik  rah man Wahid. Tetapi setelah itu,  gabungan.  Lebih  sempit  lagi;
            dengan ideologi politik kiri berkali­  benar­benar mengalami sikap­sikap  keputusan  akhir  di  tangan  elite
            kali mendapat halangan berat, dari  yang  tidak  adil  dari  pemerintah  tertentu.  Belum  lagi  “deal-deal”
            mulai pemenjaraan oleh penguasa,  yang konservatif dan nasionalis­  di  balik  layar.  Sektor  kehidupan
            sampai  persyaratan  administrasi  chauvinistik;  integritas  politik  politik  kita  didominasi  segelintir
            dan  pelarangan ­ pelarangan  teritorial  diletakkan  di  atas  nilai  elite politisi pebisnis dan pebinis
            mereka untuk berkegiatan politik.  kemanusiaan;  berpikir  tentang  politisi yang sibuk membesarkan
            Kenyataan ini bisa terjadi karena  identitas tunggal dirinya, dan di luar  pundi partai, jaringan bisnis dan
            reformasi tidak berhasil dalam hal,  “identitas kebangsaan” versi mereka,  mempertahankan kursi­kursi.
            salah  satunya,  menghapuskan  dianggap “musuh,” harus ditiadakan
            Ketetapan MPR mengenai larangan  dengan jalan paksa dan kekerasan.  Apa dulu tidak ada oligarki?
            menyebarkan  ajar an ­ajar an
            marxisme­leninisme terkait masa     Kini ada puluhan tahanan politik  Oligarki dulu jinak di bawah
            lalu  sejarah  kekerasan  politik  (prisoners of conscience) Papua,
            kolosal: Partai Komunis Indonesia  termasuk seorang PNS Filep Karma.   kepenguasaan terpusat
            (PKI) dibubarkan dan anggotanya  Demokrasi  mana  pun,  melarang    Cendana. Kini jadi liar di
            diburu tanpa perikemanusiaan. Jadi,  pemenjaraan  politik  atas  warga
            kebebasan politik ada, tapi diberikan  yang  menyampaikan  aspirasi  bawah sistem demokrasi
            kekecualian tertentu. Begitu pula  yang damai. Pada 1959 dan 1961,
            dengan kebebasan untuk beragama  Soekarno memberi amnesti politik   elektoral.
            dan memilih agama dan kepercayaan  dan abolisi kepada pemberontak     Di negara­negara yang pernah
            sesuai keyakinan masing­masing.   di wilayah­wilayah; Aceh pimpinan  mengalami  transisi,  demokrasi
                                              Daud  Beureuh,  Sulawesi  Selatan  yang dikendalikan oligarki bukan
              Hampir sepuluh tahun terakhir  pimpinan Kahar Muzakar, bahkan  tidak  pernah  terjadi.  Umumnya
            pemerintahan SBY, tiap tahun kita  dan  juga  pemberontak  PRRI  dan  kekuatan oligarki terus mengalami
            membaca laporan Setara Institute  Permesta  di  Sumatera,  hingga  pelunakan karena kuatnya tekanan
            dan  The  Wahid  Institute  yang  pemberontak di Maluku, Irian Barat,  publik, gerakan sosial, dan aktivisme
            menunjukkan kebijakan diskriminatif  Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan  asosiasi­asosiasi  warga­negara
            berbasis aliran­agama, pernyataan  dan Kartosuwirjo di Jawa Barat.  yang  aktif  dan  partisipatoris.  Ini
            maupun pejabat yang tidak netral                                    yang  seharusnya  menjadi  arah
            dalam memperlakukan dan melayani    Jadi, tidak ada alasan bagi Presiden  baru  demokrasi.  Harapan  masih
            warganya, sampai kekerasan massa  untuk menolak amnesti dan abolisi.  besar.  Rakyat  Indonesia  telah
            yang  berakibat  kematian,  luka­  DPR juga dapat ambil untuk memberi  semakin  kritis  dan  ambil  bagian
            luka, dan kehilangan harta benda.  pertimbangan seperti ditegaskan  dalam  mengintervensi  kebijakan
            SBY menyerahkan masalah ini ke  Pasal  14  Undang­Undang  Dasar  publik. Lihat saja berbagai feno­
            pemerintah  daerah.  Benarkah?  1945 (Amandemen Pertama). Dari  mena resisten sosial petani mem­
            Bukankah urusan memeluk agama  seluruh anggota DPR/MPR sekarang,  pertahankan tanah, buruh semakin
            dan  keyakinan  itu  urusan  hak  tak  ada  yang  memperjuangkan  besar mengerahkan massa untuk
            konstitusional  dan  kewajiban  gagasan politik rehabilitasi. Jika pun  upah lebih baik, dan anak­anak muda
            pemerintah pusat? Nyaris tidak ada  ada, bisa dihitung jari. Kenapa ini  kini bersuara lewat sarana media
            pembelaan terbuka dari pemimpin  bisa terjadi? Apakah lebih dari lima  sosial digital. Di titik ini, kita hanya
            nasional. Ada pemimpin formal, tapi  ratus orang wakil rakyat ini tak tahu  perlu menjahitnya, tak terkecuali
            bukan negarawan. Warga Syiah dan  masalah ini?                      anggota­anggota parlemen yang
            Ahmadiyah ialah warga Indonesia.                                    masih mendengar suara hati.*
            Mereka dituduh menganut ajaran di   Saya percaya, mereka tahu. Masa­
            luar ajaran yang diakui oleh pejabat  lahnya,  pengambilan  keputusan   Usman Hamid, Ketua Badan Pengurus
            pemerintah sektarian dan organisasi  parlemen  kita  hari  ini  hanya  di­  KontraS, pendiri Public Virtue Institute
            keagamaan ortodoks, lalu seakan  tentukan oleh segelintir elite. Ibarat   (PVI) dan Change.org
            boleh dibunuh. Inilah yang pernah  telur ayam, hanya kuningnya yang


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40