Page 38 - MAJALAH 103
P. 38

“Bagi saya tidak ada manfaatnya,  belum  ada,  karena  kita  tidak   Dengan LOI tersebut, Indonesia
          karena itu LOI harus disikapi sebagai  mempunyai peta dasar nasional kita  akan mendapatkan hibah 1 miliar
          kerjasama  biasa.  Kalau  memang  untuk menentukan kebijakan yang  dollar  Amerika  Serikat  untuk
          tidak bisa membawa azas manfaat  dikaitan  pemanfaatan  kawasan  melakukan pengurangan emisi dari
          bagi  masyarakat  Indonesia  buat  hutan,” ujarnya.                deforestrasi dan degradasi hutan
          apa, apalagi bila mengintervensi                                   (Reduction  of  Emmisions  from
          kebijakan negara lain,” ujarnya.   Firman  menduga  terkait  peta  Deforestration and Degradation/
                                           nasional kawasan hutan ini sengaja  REDD+) di Indonesia.
           Dia menilai, pelaksanaan mora­  dibikin  grey  area (wilayah abu­
          torium  sudah  berjalan  selama  abu)  oleh  pemerintah.  “Karena    Tata Ruang amburadul
          dua  tahun,  namun  selama  ini  itu DPR telah mengundang empat
          pelaksanaannya belum mencapai  konsultan,  namun  ternyata  jika     Rencana Tata Ruang dan Wilayah
          target yang diharapkan. “Perbaikan  ditanya terkait detail peta kehutanan  (RTRW)  di  Indonesia  saat  ini
          manajemen  dan  tata  kelola  secara  etika  mereka  tidak  boleh  masih  tidak  jelas,  bahkan  kerap
          kehutanan, hingga tersusunnya satu  menjelaskannya,” katanya.      bertentangan  dengan  UU  yang
          peta bersama yang memuat semua                                     ada. Selama berada di DPR, Firman
          izin peruntukan dan pengelolaan    Patut diketahui, pada tanggal 26  mengaku  baru  dua  daerah  yaitu
          atas  kawasan  hutan,  hingga  Mei 2010, Pemerintah Indonesia dan  Gorontalo dan Sumbar yang sudah
          penyusunan Rencana Tata Ruang  Kerajaan Norwegia menandatangani  disetujui RTRW Provinsi tersebut.
          Wilayah sebagai bentuk perencanaan  letter of intent (LOI) atau kesepakatan
          pembangunan dari tingkat nasional  untuk melakukan sesuatu terkait   “Seringkali ketika kita sampaikan
          hingga lokal sampai saat ini masih  Pengurangan  Emisi  Gas  Carbon  pemerintah  agar  melakukan
          belum terwujud,” tambahnya.      Rumah Kaca dari Deforestrasi dan  harmonisasi  terhadap  UU  yang
                                           Degradasi Hutan. Penandatanganan  overlapping  namun  sampai
           DPR, lanjutnya, terus mengejar  dilakukan  Menteri  Luar  Negeri  sejauh ini belum ada respon dari
          komitmen  pemerintah  untuk  Indonesia Marty Natalegawa dan  pemerintah,” ujarnya.
          segera  membuat  peta  nasional  Menteri Lingkungan Hidup Norwegia
          terkait tata ruang wilayah hutan.  Erik Solhein.                     Menurutnya, banyak persoalan
          “Peta nasionalkan sampai sekarang                                  di Indonesia seperti misalnya saja
                                                 Penandatanganan perjanjian  Kalimantan Tengah, memiliki kantor
                                                   itu disaksikan dua kepala  Polda  yang  berada  di  kawasan
                                                     pemerintahan,  yaitu  hutan, begitu juga di Kalimantan
                                                      P r e s i d e n   S us il o  Selatan, dimana Airportnya berada
                                                       Bambang Yudhoyono  dikawasan hutan.
                                                       dan  Perdana  Men­
                                                       t e r i   N o r w e g i a   Oleh karena itu, lanjut Firman,
                                                       Jens  Stoltenberg.  selama  rencana  tata  ruang  itu
                                                       Penandat anganan  belum clear maka sulit memetakan
                                                       dilakukan  di  Gedung  kawasan  hutan.  “Karena  kalau
                                                       Government  Guest  semua itu masuk kawasan hutan
                                                      H o us e  d i  O s l o ,  artinya tidak boleh di apa–apakan
                                                      Norwegia               kecuali diajukan melalui pemerintah,
                                                                             ketika itu bersinggungan dengan
                                                                             konservasi  hutan,  maka  hutan
                                                                             lindung  itu  harus  mendapat
                                                                             persetujuan DPR,” ujarnya.

                                                                               Dia menilai rencana tata ruang
                                                                             prinsipnya  memiliki  tujuan  yang
                                                                             bagus  namun  harus  dibarengi
                                                                             dengan pemetaan wilayah. “Kita
                                                                             harus tahu bahwa wilayah mana
                                                                             saja yang boleh dipakai dan harus
                                                                             dilestarikan  hutannya  dan  mana
                                                                             yang  di  pakai  untuk  area  lain,”
                                                                             terangnya. (as/si)






          38 PARLEMENTARIA  EDISI 103 TH. XLIII, 2013
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43