Page 119 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 119

Trubus Rahardiansah: Konflik Laten di Bidang Kebijakan Pertanahan     111


             adilan. Dewan Perwakilan Rakyat harus pula ikut mengawasi seluruh proses sengketa atas
             tanah  di  Teluk  Jambe.  Pemerintah  Daerah  juga  harus  transparan  memberikan  data  yang
             realistis  kepada  Pemerintah  khususnya  Kemeterian  ATR  sehingga  Pemerintah  dapat
             mengambil kebijakan yang tepat dan berkeadilan.

                  Masyarakat  tentu  hanya  ingin  diakui  dan  dihargai  hak-haknya,  bahwa  tanah  yang
             sekarang  dikuasai,  diduduki,  digarap,  dan  dibayar  pajaknya  adalah  tanah  miliknya  yang
             didapat dengan turun temurun dan tidak pernah dijual-belikan kepada siapapun. Seandai-

             nya  korprasi    bisa  duduk  bersama  dan  melakukan  musyawarah  dengan  masyarakat  serta
             mentaati peraturan perundang-undangan, tentu konflik itu tidak akan terjadi. Oleh karena
             itu  kesediaan  korporasi  untuk  konsisten  mentaati  peraturan  perundangan-undangan  dan
             penerapan transparansi birokrasi pemerintah daerah di Karawang menjadi salah satu


             Daftar Pustaka
             Afrizal,  Sosiologi  Konflik  Agraria:  Protes-Protes  Agraria  dalam  Masya-rakat  Indonesia
                   Kontemporer (Padang: Andalas University Press, 2006).

             Afrizal,  “The  Nagari  Community,  Business  and  the  State:  The  Origin  and  the  Process  of
                   Contemporary Agrarian Protests In West Sumate ra, Indonesia,” Disertasi (Flinders:
                   Asia Centre of Faculty of Social Sciences Flinders University, 2005).

             Afrizal  &  Indrizal,  E.,  “Tanah  Kami  Saham  Kami:  Relasi  Aktivitas  Akumulasi  Kapital  dan
                   Protes  Komunitas  Lokal  di  Sekitar  PT  Semen  Padang,”  dalam  Politik  Penguasaan
                   BUMN  di  Daerah:  Kasus  Privatisasi  PT.  Semen  Padang  (Jakarta:  CIRUS  dan  LASP,
                   2002).

             Antlov, H., “Village Leaders and the New Order,” dalam Leadership on Java: Gentle Hints,
                   Authoritarian Rule (Richmond: Curzon Press Ltd, 1994).
             Antlov, H., “Village Governance in Indonesia: Past, Present and Future Challenges,” dalam
                   Dinamika Politik Lokal di Indonesia: Perubahan, Tantangan dan Harapan (Yogyakarta:

                   Percik, 2000).
             Bachriadi,  D.,  “Situasi  Perkebunan  di  Indonesia  Kontemporer,”  dalam  Prinsip-Prinsip
                   Reforma  Agraria:  Jalan  Penghidupan  dan  Kemakmura  n  Rakyat  (Yogyakarta:  Lepera

                   Pustaka Utama, 2001).

             Bachriadi, D., “Warisan Kolonial yang Tidak Diselesaikan: Konflik dan Pendudukan Tanah
                   di Tapos dan Badega, Jawa Barat,” dalam Berebut Tanah: Beberapa Kajian Berspektif

                   Kampus dan Kampung (Yogyakarta: Insist Press, 2002).
             Lucas,  A.,  “Land  Disputes,  the  Bureaucracy,  and  Local  Resistance  in  Indonesia,”  dalam
                   Imaging  Indonesia:  Cultural  Politics  and  Political  Culture  (Ohio:  Centre  For

                   International Studies, 1997a)
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124