Page 121 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 121

BAGI HASIL TANAH PERTANIAN (BAWANG MERAH)
                          DALAM RANGKA PELAKSANAAN REFORMA AGRARIA

                                                Mira Novana Ardani
                                    Dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
                                    Jalan Prof.Soedarto,SH, Tembalang, Semarang
                                            Email: miranovana@yahoo.com

                                                       Abstrak
                Pertanian merupakan salah satu contoh bidang pekerjaan di Indonesia yang menggantungkan pada
                lahan.  Dalam  melakukan  pekerjaannya,  para  petani  maupun  pemilik  lahan    pertanian  seringkali
                menerapkan apa yang dinamakan bagi hasil. Hal ini dilakukan supaya antara pemilik tanah tidak
                hanya  “sendirian”  dalam  mengerjakan  tanah  pertaniannya  untuk  menghasilkan  panen  yang
                diharapkan. Sistem bagi hasil yang bagaimana yang diatur dalam Hukum Tanah Nasional, serta apa
                saja yang diperhatikan dalam menerapkan bagi hasil tanah pertanian (khususnya bawang merah)
                untuk  mendukung terlaksananya reforma agraria  perlu diperhatikan. Ketentuan  bagi hasil tanah
                pertanian ada yang menurut hukum adat, namun ada juga dari sebelum keluarnya Undang-Undang
                Pokok  Agraria  sudah  diterbitkan  aturannya.  Kedua  hal  ini  sangat  berbeda  terutama  mengenai
                besaran penghitungan bagi hasil yang akan didapat oleh pemilik tanah maupun penggarap. Hal ini
                berkaitan dengan reforma agraria yang mana reforma agraria merupakan pembaruan agraria yang
                juga ada kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, pemanfaatan, dan penggunaan tanah. Penelitian
                ini  menggunakan  metode  kualitatif  dengan  menggunakan  pendekatan  yuridis  empiris  terhadap
                hukum.  Data  yang  dipergunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  primer  yang  diperoleh  dari
                penelitian  lapangan  dan  data  sekunder  dikumpulkan  dari  studi  kepustakaan.  Data  yang  yang
                terkumpul akan  dianalisis secara kualitatif untuk menjawab  permasalahan yang ada. Pembaruan
                agraria  yang  mana  mencakup  sutau  proses  yang  berkesinambungan  kaitannya  dengan  penataan
                kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumberdaya agraria sangat terkait
                dengan  bagi  hasil  tanah  pertanian  (khususnya  bawang  merah)  apabila  mendasarkan  dengan
                ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dilaksanakan secara konsisten.
                Kata kunci: Bagi Hasil Tanah Pertanian, Reforma Agraria


             A. Pendahuluan
                  Rakyat Indonesia yang bersatu sebagai Bangsa Indonesia sebagai pemilik wilayah yang
             ada di Indonesia mempunyai hubungan yang bersifat abadi dengan bumi, air, dan ruang
             angkasa yang merupakan kekayaan nasional. Selama rakyat Indonesia yang bersatu sebagai
             bangsa Indonesia masih ada, dan selama bumi, air, ruang angkasa masih ada, dalam keadaan

             yang  bagaimanapun  tidak  ada  sesuatu  kekuasaan  yang  akan  dapat  memutuskan  atau
             meniadakan hubungan tersebut. Hal tersebut dijelaskan dalam penjelasan Undang-Undang
             Pokok Agraria dalam penjelasan umumnya.
                  Pasal 7 UUPA mengatur aturan yang terkait dengan ketentuan pemilikan dan pengu-
             asaan  tanah,  bahwa  pemilikan  dan  penguasaan  tanah  yang  melampaui  batas  tidak
             diperkenankan,  karena  hal  tersebut  dapat  merugikan  kepentingan  umum.  Dalam  hal

             pelaksanaan Pasal 7 tersebut, diatur ketentuan mengenai tanah-tanah yang memiliki kele-
             bihan dari batas maksimum.
                  Pasal 17 UUPA mengatur tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum

             dan  mengenai  luas  minimumtanah  yang  boleh  dipunyai  dengan  sesuatu  hak  oleh  satu
             keluarga atau badan hukum.Salah satu asas yang terdapat dalam Hukum Agraria di Indonesia

                                                          113
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126