Page 243 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 243

Adi Kurniawan: Membangun Sistem Publikasi Positif dalam Pendaftaran Tanah ...     235


             4.  Diberkannya tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat disebut
                  sertipikat.
                   Secara berkesinambungan, rekaman pendaftaran tanah itu dipelihara di Kantor Perta-
             nahan. Begitu juga informasi mengenai fisik bidang tanah akan terpelihara dalam bentuk

             buku tanah. Dengan mekanisme demikian, maka apabila sertipikat diberikan kepada peme-
             gang hak atas tanah, maka segala aktivitas subyek hukum terhadap tanah tersebut dijamin
             oleh hukum. Apabila terjadi perubahan seperti mutasi hak, dapat terekam jelas dalam buku

             tanah, yang kemudian dilakukan kegiatan pemeliharaan data pertanahan. Oleh karena itu,
             sepanjang isi atau sifat hak itu bisa diagunkan atau dimutasikan, maka tidak ada orang yang
             tidak  menghormati  bila  right  to  use  dan  right  to  dispossal  memang  diberikan  oleh  jenis
                                16
             haknya itu sendiri.
                  Begitu  pentingnya  informasi  pertanahan  ini,  sehingga  cukup  menjelaskan  mengapa
             informasi pertanahan menjadi salah satu tujuan dari pendaftaran tanah. Terlebih melihat
             perkembangan dunia saat ini dimana segala sesuatu nya telah dikonversi ke dalam bentuk
             digital. Sehingga tidak mengherankan bahwa saat ini kita telah masuk ke dalam era digita-

             lisasi. Apabila dikaitkan dengan informasi pertanahan, maka dengan adanya perkembangan
             dan pelembagaan informasi pertanahan, menimbulkan dilema tersendiri sebenarnya. Dilema
             tersebut berkisar pada, dalam ranah positif, perkembangan saat ini dapat memudahkan baik

             masyarakat maupun pemerintah untuk melakukan kegiatan pemeliharaan data pertanahan
             dengan sistem yang sudah digitalisasi sehingga meninggalkan stigma manual yang rumit dan
             berbelit-belit serta akan lebih tertata dengan baik dan sistematis. Namun hal ini juga dapat
             mengandung hal negatif, dimana era keterbukaan informasi ini sangat rentan adanya penya-

             lahgunaan, atau bahkan penjualan informasi secara ilegal. Hal ini memang masuk dalam
             lingkup pidana, namun patut untuk menjadi perhatian bahwa adanya kemudahan sistem
             informasi ini tetap mengandung risiko terhadap informasi data pertanahan.
                  Penyediaan  informasi  pertanahan  harus  mengandung  nilai  kepastian  dan  kebenaran

             karena  informasi  itu  akan  menjadi  dasar  bagi  masyarakat  untuk  melakukan  perbuatan
             hukum berkenaan dengan bidang-bidang tanah tertentu. Oleh karena itu, kegiatan pemeli-
             haraan data pertanahan juga mutlak menjadi faktor penting untuk terwujudnya kepastian

             hukum dan perlindungan hukum atas dilakukannya pendaftaran tanah. Implikasi nyatanya
             adalah  apabila  informasi  yang  disajikan  tidak  benar,  maka  akan  memunculkan  konflik
             pertanahan diantara masyarakat. Dalam perspektif lain, perlu adanya sumber daya manusia
             yang mempunyai kapabiltas mempuni dengan tingkat kedisiplinan, ketaatan, serta kecer-

             matan yang tinggi, dengan berasaskan pada kepastian hukum, sehingga dapat meminimalisir
             terjadinya kekeliruan penyalahgunaan informasi pertanahan.
                  Guna melakukan penyempurnaan pendaftaran tanah di Indonesia, sebagai perwujudan

             dalam mencapai tujuan utama pendaftaran tanah yaitu kepastian hukum dan perlindungan

                16  Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, hlm. 176.
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248