Page 241 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 241

Adi Kurniawan: Membangun Sistem Publikasi Positif dalam Pendaftaran Tanah ...     233


                  Dalam sistem pendaftaran tanah, dikenal istilah “lembaga pengumuman” atau yang biasa
             disebut sebagai sistem publikasi. Sistem publikasi sendiri terdiri atas dua macam, yaitu sistem
                                                           15
             publikasi positif dan sistem publikasi negatif.  Berbeda dengan sistem pendaftaran akta dan
             hak, terkait sistem publikasi ini dapat dilihat dari sudut pandang kelebihan dan kekurangan-

             nya dari masing-masing sistem publikasi. Hal yang paling menonjol dari keduanya adalah
             pembebanan tanggungjawab dari pemberlakuan sistem publikasi ini. Dalam sistem publikasi
             negatif, Negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan dalam sertipikat, oleh karena

             itu belum tentu seseorang yang tertulis namanya di sertipikat adalah mutlak sebagai pemilik.
             Sedangkan sistem publikasi positif berlaku sebaliknya, yaitu Negara menjamin kebenaran
             data yang disajikan didalam sertipikat.
                  Dari perbedaan tersebut, menarik sebenarnya untuk melihat sistem publikasi mana yang

             berlaku di Indonesia. Secara tersirat dalam UUPA tidak menyebutkan secara gamblang sis-
             tem publikasi mana yang dianut. Hanya saja dalam penjelasan UUPA dijelaskan bahwa sistem
             publikasi  pendaftaran  tanah  yang  berlaku  di  Indonesia  adalah  sistem  publikasi  negatif
             bertendensi positif. Tentu menjadi pertanyaan bagaimana pemberlakuannya. Secara harfiah

             apabila dilihat dari perumusannya bisa dikatakan lebih tepatnya sistem publikasi campuran
             lah yang berlaku di Indonesia. Bukan tanpa alasan, berlatar belakang pada sejarah panjang
             negara  Indonesia  yang  masih  diakuinya  hukum  adat  sampai  dengan  saat  ini,  sehingga

             menyebabkan  perlunya  mengedepankan  asas  keseimbangan  dalam  pemberlakuan  sistem
             publikasi pendaftaran tanahnya. Implikasinya menjadi pada munculnya ambiguitas unsur-
             unsur mana dari kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem publikasi yang dikom-
             binasikan.  Diharapkan bahwa  kombinasi  keduanya  membawa  kemaslahatan  bagi pendaf-

             taran tanah di Indonesia. Namun senyatanya sampai dengan  saat ini  ada kecenderungan
             memperlihatkan kelemahan-kelemahan pemberlakuan yang campuran ini, sehingga banyak
             gagasan tentang penyempurnaan hukum tanah nasional, dan sistem publikasi menjadi salah
             satu isu di dalamnya.


             Penyempurnaan Sistem Publikasi Pendaftaran Tanah di Indonesia
                  Untuk  melihat  bahwa  perlu  dilakukannya  penyempurnaan  terhadap  sistem  publikasi

             pendaftaran di Indonesia (namun secara tidak masif), dapat dilihat dalam bentuk matriks
             sistem publikasi pendaftaran tanah.
                       Sistem Publikasi Negatif                      Sistem Publikasi Positif

               Kelemahan                                    Kelemahan
               -  Buku  tanah  tidak  memberikan  jaminan  -  Peranan aktif dari PPAT akan
                 yang mutlak                                    berimplikasi pada lamanya proses
               -  PPAT bersifat pasif                           pendaftaran tanah




                15  Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Hukum Pendaftaran Tanah, (Bandung: Mandar Maju, 2012), hlm.
             172.
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246