Page 268 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 268

260    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             bahwa peraturan yang diatas menjadi acuan bagi yang dibawahnya dan peraturan yang ada
             dibawah  tidak  boleh  bertentang  dengan  peraturan  yang  ada  diatasnya,  sehingga  apabila
                                                                                         14
             terjadi pertentangan, maka yang berlaku adalah peraturan yang lebih tinggi.
                  Dalam  Pasal  7  ayat  (2)  Undang-undang  Nomor  12  Tahun  2011  menyatakan  kekuatan

             hukum Undang-undang lebih tinggi dari Peraturan Pemerintah, oleh karena upaya hukum
             dapat diajukan permohonan uji materil ke Mahkamah Agung berdasarkan  Pasal 31 Undang-
             undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985

             tentang Mahkamah Agung.
                  Apabila Pasal 50  Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988, digunakan maka tidak
             ada kekuatan  hukum bagi pemilik satuan rumah susun yang memiliki Sertipikat Hak Milik
             atas Satuan Rumah Susun (SHM Sarusun), dikarena akan menghapuskan hak milik terhadap

             pemilikan  atas  satuan  rumah  susun  tersebut,  berarti  Pasal  50  Peraturan  Pemerintah  ini
             melanggar ketentuan dalam Pasal 36  Undang-undang Hak Asasi Manusia yang menyatakan
             bahwa setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
             orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa dan masyarakat dengan cara yang

             tidak  melanggar  hukum,  sehingga  tidak  seorangpun  boleh  dirampas  miliknya  dengan
             sewenang-wenang dan secara hukum, hal ini dikarena hak milik mempunyai fungsi sosial.


             E.  Kesimpulan dan Saran
             1. Kesimpulan
                  Kekuatan hukum bagi  pemilik  Satuan Rumah Susun berkaitan hak atas Tanah Bersama
             telah  tercantum  Serifikat  Hak  Milik  atas  Satuan  Rumah  Sususn  (SHM  Sarusun)  yang

             merupakan penerapan Asas Pemisahan Horizontal (Horizontale Scheiding) yang merupa-
             kan asas dari Hukum Adat berdasarkan Pasal 5 Undang-undang Pokok Agraria yang menya-
             takan  bahwa  penguasaan  dan  pemilikan  tanah  tidak  meliputi  penguasaan  dan  pemilikan
                                                                                                    15
             benda-benda  diatas  tanah  (bangunan,  tanaman,  benda  bernilai  ekonomis  lainnya).  Jadi
             pemilik tanah, tidak otomatis menjadi pemilik benda-benda yang terdapat diatasnya, oleh
             karena itu jika di dalam suatu jual beli atas sebidang tanah juga dimaksudkan meliputi benda-
             benda yang ada di atas tanah (misalnya bangunan dan tanah), maka hal itu harus dinyatakan

             secara tegas didalam akta jual beli dimaksud. Dalam rangka memberikan kepastian hukum
             kepada para pemegang hak atas tanah dalam Peraturan Pemerintah  Nomor 24 Tahun1997
             penegasan kekuatan pembuktian sertipikat, yang dinyatakan sebagai alat pembuktian yang
             kuat oleh UUPA. Untuk itu data fisik dan data yuridis yang dicantumkan dalam Sertipikat

             harus diterima sebagai data yang benar, baik dalam pembuatan hukum sehari-hari maupun
             dalam sengketa di Pengadilan, sedangkan menurut Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 24



                14  Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
                15  Olaon  Sitorus  dan  Zaki  Sierat,  Hukum  Agraria  di  Indonesia  Konsep  Dasar  dan  Implementasinya,
             (Jogyakarta: MKTI, 2006), h. 69.
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273