Page 308 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 308

300    Prosiding Seminar: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya



             ayat (1) UU 1945 menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hukum dari
             negara.
                  Mengutip pemikiran Aristoteles bahwa kriteria kebaikan negara terletak pada kenyataan
             apakah  negara  menguntungkan  bagi  seluruh  masyarakat,  sebab  negara  yang  hanya

             menguntungkan penguasa adalah negara yang jelek. Supaya negara itu mengabdi kepada
             masyarakat, menurut Aristoteles negara harus diatur sebaik mungkin dengan konstitusi dan
                                                                                                         8
             hukum  yang  menjamin  warga  negara  bersama-sama  mencapai  optimum  kesejahteraan.
             Maka  untuk  mencapai  kesejahteraan  dan  melindungi  kepentingan  pemilik  tanah  serta
             melindungi kepentingan yang memanfaatkan ruang bawah tanah, Boedi Harsono berpen-
                                                                                                 9
             dapat bahwa diperlukan Undang-Undang Hak Guna Ruang Bawah Tanah (HGRBT).
                  Adanya kebutuhan yang memanfaatkan ruang bawah tanah, dapat ditafsirkan bahwa

             asas pemisahan horizontal mengalami perubahan makna. Semula asas ini memisahkan tanah
             dan  benda  atau  segala  sesuatu  yang  berada  di  atas  tanah  itu  adalah  terpisah,  sehingga
                                                                                                        10
             pemilikan atas tanah dan pemilik atas bangunan yang berada di atasnya dapat berbeda.
             Dengan  kemajuan  teknologi  dan  kebutuhan  pembangunan  penggunaan  asas  pemisahan

             horizontal dalam pemakaian tanah tidak lagi terbatas pada pemisahan di atas tanah, juga
             pemisahan di bawah tanah, yang dapat digambarkan sebagai berikut:


                                                       Gambar 1
                                      Perkembangan Asas Pemisahan Horisontal


                                  A                                              A
                        B                                           B

                                                                                 C
                                      Tradisional
                                                                           Yang akan datang


                  Di masa yang akan datang, pemilikan tanah, pemilikan bangunan di atasnya, dan pemili-
             kan ruang di bawah tanah dapat di tangan orang yang berbeda. Dalam pemanfaatan ruang

             bawah  tanah  yang  demikian  tidak  bisa  menggunakan  pendekatan  Hak  Milik  atas  Satuan
             Rumah Susun. Pemanfaatan ruang bawah tanah tersebut tidak berarti bahwa Hukum Tanah
             Nasional meninggalkan asas pemisahan horisontal, dan menggantinya dengan asas accessie
             yang digunakan dalam Hukum Tanah Barat. Justru sebaliknya merupakan penerapan asas

             hukum adat pada fenomena modern.


                  8  Periksa Bahder Johan Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia, Cet. 2., (Bandung: Mandar
             Maju, 2012),  hlm. 155.
                  9  Periksa Boedi Harsono, Op.Cit., hlm. 466-467.
                  10  Periksa Ter Haar, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1960), hlm. 117,
             dikutip dalam Djuhaendah Hasan, Op.Cit., hlm.57.
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313