Page 313 - Prosiding Seminar Nasional: Problematika Pertanahan dan Strategi Penyelesaiannya. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Agraria
P. 313

PERMASALAHAN DALAM PENDAFTARAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH
                          KARENA PEWARISAN DAN CARA PENYELESAIANNYA

                                                   Dinda Keumala
                                         Fakultas Hukum Universitas Trisakti
                                    Jalan Kyai Tapa Nomor 1, Grogol, Jakarta Barat
                                           Email: dinda.bayuaji@yahoo.com

                                                       Abstrak
                Pendaftaran  Tanah  adalah  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  Pemerintah  untuk  menjamin  kepastian
                hukum  di  bidang  pertanahan.  Kegiatan  Pendaftaran  Tanah  meliputi  pendaftaran  tanah  untuk
                pertama kali dan pemeliharaan data. Salah satu alasan untuk dilakukannya kegiatan pemeliharaan
                data  karena  adanya  perubahan  subyek  hak  atas  tanah  karena  proses  pewarisan.  Penelitian  ini
                bertujuan untuk mengetahui permasalahan apa yang terdapat dalam pendaftaran peralihan hak atas
                tanah karena waris dan bagaimana cara penyelesaiannya. Permasalahan yang terjadi karena adanya
                perbedaan bentuk Surat Keterangan Ahli Waris, Surat Keterangan Ahli Waris yang isinya tidak sesuai
                dengan  Pasal  111  ayat  (1)  huruf  c  angka  3  PMNA  3  Tahun  1997,  berlakunya  Putusan  Mahkamah
                Konstitusi Nomor : 46/PUU-VIII/2010 Tanggal 17 Pebruari 2012 dimana seorang Anak Luar Kawin
                mempunyai  hubungan  keperdataan  dengan  ayahnya  dan  besarnya  biaya  pajak-pajak  yang  harus
                dibayarkan oleh para ahli waris. Cara penyelesaian masalah terkait dengan perbedaan bentuk Surat
                Keterangan Ahli Waris diberikannya pembinaan kepada para praktisi di bidang pertanahan terutama
                Notaris  dan  PPAT,  penerbitan  Surat  Edaran  dari  Kementerian  Agraria  dan  Tata  Ruang/Badan
                Pertanahan Nasional kepada para Lurah dan Camat terkait isi dari Surat Keterangan Ahli Waris bagi
                penduduk asli yang harus sesuai dengan Pasal 111 ayat (1) huruf c angka 3 PMNA 3 Tahun1997, selama
                Peraturan  Pemerintah  yang  diamanatkan  dalam  Pasal  43  ayat  (1)  UU  Perkawinan  belum  ada,
                diutamakan penyelesaian sengketa di Pengadilan terkait dengan adanya tuntutan hak keperdataan
                dari Anak Luar Kawin pasca putusan MK dan perlunya sosialisasi pentingnya pelaporan perolehan
                hak atas tanah dan/atau bangunan oleh seorang subyek pajak semasa hidupnya.
                Kata kunci : Pendaftaran, Peralihan Hak atas Tanah, Pewarisan

             A. Latar Belakang
                  Negara Indonesia mempunyai wewenang untuk mengatur peruntukan dan penggunaan

             tanah di seluruh wilayah Indonesia. Bagi setiap individu yang membutuhkan tanah,  dapat
             mengajukan permohonan hak kepada Negara sesuai dengan kebutuhannya. Jika tanah yang
             dibutuhkan sudah dimiliki oleh pihak lain, maka pihak yang membutuhkan dapat melakukan

             peralihan hak, sehingga status kepemilikan hak atas tanah tersebut dapat berpindah dari
             pihak pertama kepada pihak kedua dan seterusnya.
                  Selain tanah, hak milik atas rumah juga dapat menjadi objek peralihan hak. Ada 2 (dua)
                                                            1
             bentuk peralihan hak milik atas rumah, yaitu :
             a.  Beralih
                  Beralih mempunyai arti berpindahnya hak milik atas rumah dari pemilik rumah kepada
             pihak lain karena suatu peristiwa hukum. Contohnya peristiwa hukum adalah meninggal

             dunianya pemilik rumah. Jika pemilik rumah meninggal dunia, maka hak milik atas rumah



                1  Urip Santoso, Hukum Perumahan (Jakarta : Kencana, 2014), hlm. 254.

                                                          305
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318