Page 110 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 110

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               langsung dan sendiri dengan mempergunakan kepala-kepala desa dan
               regen atau kepala adat. Hirarkhi pemerintah dan turunan pemerintah
               dibawah pejabat pemerintah Belanda, masing-masing adalah asisten
               residen (assistant resident), kontrolir (controleur). Tingkat daerah adat
               dan kampung berada dibawah pejabat bumiputera, masing-masing
               dijabat oleh regen dan kepala kampung (Polinggomang 2004: 113). Selain
               itu, ruang geografi yang diperintah secara langsung oleh kekuasaan
               Belanda adalah kawasan pelabuhan Makassar yang menjadi pemasukan
               ekspor dan impor terbesar di kawasan Timur. Juga, kota Makassar yang
               berada di pesisir ujung Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad 19 telah
               menjadi kota modern mempunyai daerah bisnis (zakenbuurt) tempat
               perniagaan orang-orang Eropa, Cina, Jepang dan Bugis. Di wilayah
               zakenbuurt itu terjadi transaksi penjualan kopra, kopi ke mancanegara
               dan sebaliknya transaksi tekstil, sepatu dan garmen untuk keperluan
               wilayah Sulawesi Selatan.





















                          Daerah bisnis kota Makassar 1900, Koleksi KITLV

                   Kembali ke persoalan pemungutan pajak setelah penaklukan
               Belanda, pajak daerah yang dikuasai langsung adalah pajak kepala dan
               pajak 10 persen atas panen. Pajak disebutkan belakangan diganti pada
               1927 dengan pajak tanah. Pada 1906, didaerah pemerintahan sendiri
               diberlakukan pajak tahunan, masing-masing atas pendapatan kekayaan
               dan perdagangan (Harvey 1989: 53). Kekuasaan kolonial membentuk
               aparat pemerintahan untuk mengeduk surplus tenaga kerja dalam
                                                                        101
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115