Page 167 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 167

Hilmar Farid, dkk.
                Proses “akumulasi primitif” ini sangat berhubungan dengan bagai-
            mana pemerintahan kolonial dan pascakolonial bekerja melayani dan
            menghadapi dinamika kekuatan modal yang memporak-porandakan
                                                                10
            hubungan-hubungan sosial di wilayah pertanian prakapitalis,  sebagai-
            mana dianjurkan pada mulanya dikonsepsikan oleh Kautsky (1898/1988)
                                                11
            dalam karya klasiknya Agrarian Questions.  Dengan perangkat analitis
            “akumulasi primitif” yang diperbaharui dan disesuaikan dengan konteks
            kekinian, penulis mengundang pembaca untuk menengok kekuatan
            perangkat analitis itu agar memahami cara bagaimana kapitalisme ber-
            tahan hidup dan semakin berkembang meluas, dengan cara memasukkan
            tanah dan sumber daya alam, orang-orang, dan wilayah hidupnya ke da-
            lam sistem akumulasi modal dan reproduksinya. 12


            Politik Agraria dan Indirect Rule di Priangan pada Abad 18:
            Penggundulan Hutan Tropis, Ekstraksi Kayu dan Produksi
            Komoditas, serta Transformasi Peladang Berpindah
            Menjadi Petani Menetap

                Di abad 18, yang merentang dari masa awal berkuasanya hingga
            jatuhnya VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), kita menemukan
            suatu politik agraria yang jarang mendapat perhatian dari sejarawan,

                10  Usaha menerapkan konsepsi akumulasi primitif ini, pada perjalanan politik agraria In-
            donesia, dilakukan oleh Noer Fauzi, Petani dan Penguasa, Dinamika Perjalanan Politik Agraria
            Indonesia, Yogyakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria bekerja sama dengan Insist Press
            dan Pustaka Pelajar, 1999; dan juga oleh Farid, Hilmar. 2005. “Indonesia’s Original Sin: Mass
            Killings and Capitalist Expansion, 1965-66.” Inter-Asia Cultural Studies 6:3-16.
                11  Karl Kausky. (1898). The Agrarian Question. Dua Jilid. London: Zwan Publication, 1988.
                12  Kebangkitan kembali konsepsi “akumulasi primitif” dalam dunia akademik saat ini
            dapat ditelusuri dari tiga andil utama, yakni (i) Michael Perelman, terutama bukunya The
            Invention of Capitalism, Classical Political Economy and the Secret History of Primitive
            Accumulation, Durham: Duke University Press, 2000; (ii) David Harvey, terutama dalam
            karyanya The New Imperialism. Oxford: Oxford University Press, 2003, dan A Brief
            History of Neoliberalism. Oxford: Oxford University Press, 2005; dan (iii) Massimo de
            Angelis, terutama karyanya “Marx’s Theory of Primitive Accumulation: A Suggested
            Reinterpretation”  dalam Working Paper No. 29.  Departement of Economics.  University
            of East Anglia London, 2000; “Separating the Doing and the Deed: Capital and the Con-
            tinuous Character of Enclosures,” Historical Materialism No. 12 tahun 2000; dan The
            Begining of History. Value Struggles and Global Capital. London: Pluto Press, 2007.
            158
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172