Page 186 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 186

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
                   Data tahun 1938 menunjukkan bahwa, di seluruh Jawa, luas tanah
               petani rata-rata 0,3 ha sawah dan 0,5 ha tanah kering. Struktur penguasaan
               tanahnya pun sangat timpang, seperti yang terlihat data tahun 1983 dalam
               tabel berikut:










                Sumber: M. Tauchid, Masalah Agraria, I, (Penerbit Tjakrawala, 1952, hal. 176)
                   Tanah-tanah pertanian rakyat hanya dipergunakan untuk bahan
               makanan demi menjamin subsistensi, terlihat dari data tahun 1939
               sebagaimana disampaikan pada tabel berikut:











               Sumber: M. Tauchid, Masalah, Agraria, I, (Penerbit Tjakrawala, 1952, hal. 179)

                   Dengan memperlihatkan lebih dalam lagi, penghasilan penduduk
               menurut pembagian golongan pekerjaan akan menunjukkan situasi
               kemakmuran yang nyata. Laporan Dr. J.W. Meyer Rannat, tahun 1925,
               tentang kemakmuran rakyat yang diambil dari penyelidikan di sejumlah
               daerah Jawa, menunjukkan data sebagaimana pada tabel berikut:











               Sumber: M. Tauchid, Masalah Agraria, I, (Penerbit Tjakrawala, 1952, hal. 186).

                   Dari tabel itu, nampak besarnya golongan petani tak bertanah (tuna-
               kisma) dan buruh sejumlah 37,8% dari seluruh penduduk. Bila
                                                                        177
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191