Page 183 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 183

Hilmar Farid, dkk.
            4. Dengan peraturan undang-undang akan diberikan tanah-tanah hak
               Erpacht untuk paling lama 75 tahun.
            5. Gubernur Jenderal menjaga jangan sampai pemberian tanah-tanah
               itu melanggar hak-hak rakyat.
            6. Gubernur Jenderal tidak akan mengambil kekuasaan atas tanah-tanah
               yang telah dibuka rakyat asli untuk keperluan mereka sendiri atau
               yang masuk lingkungan desa untuk penggembala ternak umum
               ataupun untuk keperluan lain, kecuali untuk kepentingan umum
               berdasarkan pasal 133; dan untuk keperluan perkebunan yang
               diselenggarakan atas perintah atasan menurut peraturan-peraturan
               yang berlaku untuk itu; segala sesuatu dengan pengganti kerugian
               yang layak.
            7. Tanah-tanah yang dimiliki rakyat asli dapat diberikan kepada mereka
               itu hak eigendom, disertai syarat-syarat pembatasan yang diatur
               dalam undang-undang dan harus tercantum dalam surat tanda
               eigendom itu. Yakni mengenai kewajiban-kewajiban pemilik kepada
               negara dan desa; dan pula tentang hal menjualnya kepada orang
               yang tidak masuk golongan rakyat asli.
            8. Persewaan tanah oleh rakyat asli kepada orang-orang bukan rakyat
               asli berlaku menurut peraturan perundang-undangan. 41
                Agrarische Wet yang ini dijalankan dalam Agrarische Besluit tahun
            1870, yang terkenal dengan prinsip domein verklaaring (atau terkenal
            dengan nama domein-theorie): “Dengan tidak mengurangi berlakunya
            ketentuan ke-2 dan ke-3 dari undang-undang tersebut (ayat 5 dan 6 pasal
            51 I.S.), maka tetap dipegang teguh dasar hukum yang menyatakan bahwa
            semua tanah yang tidak ada bukti hak eigendom adalah milik negara
            (staatdomein).”  Undang-undang ini mengenalkan jenis-jenis hak yang
                        42
            baru seperti eigendom, erfpacht, konsesi dan sewa. Atas dasar konsepsi
            milik negara atas tanah ini, dilakukanlah pemberian hak erfpacht selama
            75 tahun untuk perkebunan-perkebunan.



                41  Singgih Praptodihardjo, Sendi-sendi Hukum Tanah di Indonesia, Jakarta: Yayasan
            Pembaruan, 1952. Halaman 142-143.
                42  Ibid. Halaman 46.

            174
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188