Page 46 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 46

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               Selain itu, tidak seluruh ruang agraria Sumatera Timur cocok untuk
               penanaman tembakau. Mulai awal abad 20, penanaman tembakau
               mengalami pengurangan secara bertahap. Pengurangan ini disebabkan
               pula, tembakau Deli karena berkualitas dunia, maka dalam persaingannya
               terjadi seleksi ketat. Perusahaan perkebunan yang tidak dapat mengha-
               silkan kualitas dari pendahulunya mengundurkan diri dari usaha tem-
               bakau. Tanah-tanah yang terbaik untuk penanaman tembakau disekitar
               Medan dan Binjei.

                   Untuk mengatasi penanaman tembakau menghabiskan kesuburan
                    25
               tanah , menurut Deli Proefstation, laboratorium tembakau Deli
               diperlukan penghutanan kembali setelah panen. Penghutanan kembali
               bekas areal tanaman tembakau membuat perusahaan perkebunan
               memerlukan tanah yang lebih luas untuk cadangan produksinya. Deli
               Maatschappij perusahaan tembakau terbesar di Sumatera Timur untuk
               penanaman tembakau pada 1873 mempunyai tanah konsesi 27.000 hektar.
               Sementara itu, Senembah Deli Maatschappij perusahaan kedua terbesar
               mempunyai 24.000 hektar dan setiap tahunnya kedua perusahaan terse-
               but menanami hanya 10 hingga 11.000 hektar.  Sisanya mereka cadangkan
               agar kualitas tembakau dapat terjaga. Selain itu, perusahaan-perusahaan
               tembakau melakukan aksi monopoli terhadap penjualan tanaman terse-
               but. Sehingga penduduk setempat praktis tidak lagi menanam tem-
               bakau. 26

                   Dampak atau pengaruh negatif lain dengan meluasnya konsesi ruang
               agraria untuk perkebunan besar, maka Sultan dengan rakusnya mem-
               perlebar pemberian konsesi. Pada tahun 1871, Sultan mulai memberikan
               konsesi diluar kekuasaannya didistrik Batak Karo. Kepala-kepala suku
               Batak Karo dianggap sebagai bawahan Sultan. Kemudian yang terjadi
               kepala-kepala suku menyerang dan membakar tempat-tempat penge-


                   25  Tanaman Tembakau selain menghabiskan kesuburan tanah, juga memerlukan
               perawatan teliti dari mulai pemupukan hingga pemetikan. Maka pada tahun 1906 didirikan
               Deli Proefstation atau laboraturium tembakau agar tembakau dapat bertahan sebagai
               komoditi unggulan. Untuk hal ini lihat. P.A. van der Laan. “Deli Tabak”. Dalam, De
               Landbouw in de Indische Archipel deel II B 1951, hlm., 354-413.
                   26  Ibid., Van der Laan. Deli Tabak…hlm., 354-413.
                                                                         37
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51