Page 81 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 81

Hilmar Farid, dkk.
            batubara, dan minyak menjadi bahan tambang sangat penting yang digali
            dari perut bumi Kalimantan. Emas, misalnya, telah menjadi daya tarik
            etnis Tionghoa dari daratan Cina untuk datang ke Kalimantan dan beker-
            ja di pertambangan di sekitar bagian barat pulau ini. Arus migrasi tenaga
            kerja dari daratan Cina ke Kalimantan ini seiring dengan pertumbuhan
            tambang emas di sini dari waktu ke waktu sejak pertengahan abad ke-18.
            Seiring dengan migrasi penduduk dari seberang lautan ini, perkam-
            pungan pun terbentuk dan kebutuhan terhadap organisasi sosial di
            kalangan penambang pun muncul. Kongsi merupakan organisasi sosial
            di kalangan etnis Tionghoa yang bekerja di banyak pertambangan di
            Kalimantan. Organisasi ini dalam perkembangannya menjadi organisasi
            masyarakat Tionghoa yang memiliki kekuasaan untuk menghadapi
            kesultanan Melayu ataupun Belanda di kemudian hari.
                Selain etnis Tionghoa, orang Melayu dan Dayak juga menjadi pelaku
            penting dalam lingkaran kekuasaan dan aktivitas perekonomian di Kali-
            mantan. Ketiganya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
            bangunan kekuasaan di pulau tersebut. Sementara di sisi lain, orang
            Belanda juga mempunyai peran penting terutama sejak perempatan
            pertama abad ke-19 ketika kekuasaan orang Melayu mulai terancam oleh
            kekuasaan dan aktivitas orang Tionghoa di Kalimantan. Kesepakatan di
            antara orang Melayu dan Belanda pun diikat dan berujung pada pele-
            mahan kekuasaan orang Melayu.

                Sejak abad ke-19, dua kekuatan asing yaitu Inggris dan Belanda
            masing-masing menguasai beberapa wilayah di Kalimantan. Kekuasaan
            Inggris lebih terkonsentrasi di bagian barat hingga barat laut Kalimantan.
            Sedangkan kekuasaan Belanda terkonsentrasi di bagian timur dan barat
            Kalimantan. Di samping dua kekuasaan asing tersebut, kekuasaan atas
            wilayah Kalimantan terbagi pula atas orang Melayu terutama Kesultanan
            Banjarmasin di bagian tenggara dan barat, serta kekuasaan orang Tiong-
            hoa melalui kongsi terutama di bagian barat atau yang dikenal sebagai
                           2
            Distrik Tionghoa.  Secara administratif, Belanda membagi Kalimantan

                2  Mary Somers Heidhues. Penambang Emas, Petani, dan Pedagang di “Distrik
            Tionghoa” Kalimantan Barat. Jakarta: Yayasan Nabil, 2008.
            72
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86