Page 82 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 82
Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
menjadi dua keresidenan yaitu Residentie Westkust van Borneo dan
Residentie Zuid-en Oostkust van Borneo.
Bagian tulisan ini akan menguraikan tentang perkembangan agraria
dan ekspansi modal yang masuk ke Kalimantan. Ekspansi Belanda di
Kalimantan disertai pula dengan pembangunan sarana dan infrastruktur
untuk melicinkan jalan bagi kesuksesan ekspansi itu sendiri. Jalan raya,
jalur kereta api, jalur pelayaran, bank, kantor dagang, pabrik dan gudang
menjadi satu kesatuan dalam ekspansi mereka. Seiring dengan itu, kebu-
tuhan akan lahan atau ruang pun meningkat baik untuk pembangunan
infrastruktur itu maupun perluasan lahan baru untuk perkebunan atau
pertambangan. Produk utama yang dihasilkan dari hutan dan tambang
seperti karet, damar, emas, kayu, rotan, intan, batubara dan emas menjadi
andalan ekspor pulau ini.
Perekonomian Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, sejak awal
digerakkan untuk berorientasi kepada ekspor. Produk hutan dan tam-
bang dari pulau ini dipertukarkan dengan garam, beras, pakaian dari Asia
Tenggara dan Cina. Oleh karena itu, sungai-sungai di Kalimantan menjadi
bagian dalam lalulintas perekonomian ini. Arus perdagangan dari dan ke
Kalimantan ini juga membuka celah bagi terjadinya perompakan sebagai
upaya untuk menguasai jalur perniagaan atau distribusi dagangan.
Kontak Awal Hingga ke Penaklukan
Sejak VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) menguasai kepu-
lauan Nusantara, kontak awal penduduk Kalimantan dengan dunia luar
terutama menyangkut perdagangan rempah-rempah terus berlangsung
hingga bangkrutnya perusahaan dagang ini. Kesultanan Banjarmasin di
bagian selatan menjadi pelaku penting dalam perniagaan lada dengan
VOC. Ada tiga lokasi yang menjadi tempat berlabuh kapal-kapal VOC
yaitu Sukadana, Banjarmasin, dan Pasir sejak awal abad ke-17 hingga
tahun awal 1770an. Kontur tanah Banjarmasin yang berbuki-bukit tam-
paknya cocok untuk ditanami lada sehingga tanaman ini menjadi ta-
naman penting yang dihasilkan dari kesultanan ini. Banjarmasin sejak
pertengahan abad ke-17 juga menjadi kekuatan penting di kawasan
73