Page 83 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 83
Hilmar Farid, dkk.
sekitar Kalimantan atau laut utara Jawa. Kekuasaan kesultanan ini
berpusat di sekitar Sungai Barito, tetapi pengaruhnya meluas mulai dari
Kota Waringin di bagian barat daya, Bulungan di bagian timur laut, hingga
ke Sintang di bagian barat di sekitar Sungai Kapuas. Pada awal abad ke-17,
Sukadana di bagian barat menjadi ekportir terbesar berlian dan hasil hutan. 3
Sejak awal 1770an, Pontianak yang menjadi kekuatan baru di bagian
barat menjadi kekuatan penting di wilayah ini. Pada akhir abad ke-18,
Pontianak memasukkan Sanggau, Landak, Matan dan Tayan sebagai
bawahannya, tapi tidak pernah memerintah wilayah tersebut secara
langsung. Di bagian utara, Sambas dan Mempawah menjadi bagian wila-
yah kekuasaan kongsi. Orang Tionghoa datang pertama kali ke dua wila-
yah tersebut sebagai penambang emas atas undangan penguasa setempat.
Sejak kedatangan itu, mereka kemudian membentuk kongsi dengan
kekuasaannya yang terus berkembang dan mengarah kepada “republik”
yang terbebas dari kekuasaan penguasa setempat atau Melayu. 4
Sebelum kedatangan bangsa asing atau etnis lain dari pulau lain
khususnya Sulawesi dan Jawa, orang Dayak dan Melayu menjadi bagian
penting dalam komposisi penduduk di Kalimantan. Merekalah yang
menghuni sebagian besar wilayah di Kalimantan baik di hilir maupun
hulu sungai. Perkembangan perekonomian terutama pertambangan dan
perkebunan telah menjadi pemicu kedatangan penduduk dari wilayah
lain ke pulau ini. Luas wilayah Kalimantan juga tampaknya tidak seban-
ding dengan jumlah penduduk yang tinggal di pulau ini, meskipun akti-
vitas perekonomian telah berlangsung sejak jaman niaga. Geografi Kali-
mantan yang berbeda dengan pulau lain, di sini lebar dan panjang sungai
serta hutan yang lebat menjadi salah satu kesulitan penguasaan tunggal
terhadap pulau ini.
Jika orang Melayu sebagian besar menempati hilir sungai, sebaliknya
orang Dayak lebih banyak tinggal di hulu atau pedalaman Kalimantan.
Kebutuhan hidup orang Dayak dilakukan secara subsisten. Perladangan
menjadi aktivitas dan pola pertanian mereka sehari-hari. Mereka juga
3 Robert Cribb. Digital Atlas of Indonesian History. NIAS Press, 2010.
4 Ibid.
74