Page 95 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 95

Hilmar Farid, dkk.
                Eksplorasi dan ekspansi juga dapat berjalan dengan lancar dengan
            ketersediaan atau dukungan kapal-kapal milik KPM (Koninklijke
            Paketvaart-Maatschappij) yang dapat berlayar di sungai-sungai Kaliman-
            tan yang lebar dan dalam hingga menembus ke pedalaman. Kapal-kapal
            milik KPM ini penting kedudukannya dalam menghubungkan pesisir
            dengan pedalaman atau antara Kalimantan dan pulau-pulau serta ka-
            wasan lain di sekitarnya. Kapal KPM juga berfungsi sebagai kapal ang-
            kut untuk membawa hasil hutan dan tambang Kalimantan ke pelabuhan
            lain yang membutuhkannya.

                Eksplorasi dan ekspansi di bidang pertambangan juga menuntut
            ketersediaan lahan bagi perluasan areal penambangan. Maka, untuk
            memenuhi kebutuhan wilayah pertambangan baru, kongsi juga
            mengambil secara paksa desa Dayak yang terdekat dengan wilayah
            kongsi. Orang Dayak kemudian dipaksa bekerja di pertambangan dan
            menanam padi untuk kebutuhan kongsi. Proses penaklukan dan perlu-
            asan lahan untuk pertambangan ini juga menjadi sebab perselisihan
            antarkongsi di Kalimantan.



            Hasil Hutan atau Kebun
                Sejak perempatan akhir abad ke-19 hasil hutan dan kebun
            Kalimantan mencapai kedudukan penting dalam arus modal dan
            komoditas, seiring dengan peningkatan jumlah pemilik perkebunan yang
            datang ke pulau ini. Sejak kedatangan pemilik perkebunan Eropa pada
            1887, jumlah mereka terus berambah dan mencapai puncak pada 1896
            ketika 23 konsesi pertanian diberikan kepada mereka di wilayah Kali-
            mantan. Antara 1890 dan 1914, ada 100 konsesi yang terdaftar dan diberikan
            kepada pengusaha Eropa dengan masa sewa selama 75 hingga 99 tahun.
            Seperempat dari jumlah konsesi itu untuk perkebunan tembakau,
            sementara kopra dan karet berjumlah masing-masing seperdelapan. 15

                Tanaman ekspor seperti tembakau, kopi, dan karet memang dibawa
            masuk ke Kalimantan oleh para perintis Eropa. Sebelum 1890 orang



                15  Lindblad. Op.cit.
            86
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100