Page 92 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 92

Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
               liknya tidak menjamin sepenuhnya kesultanan otomatis menguasai
               pedalaman. Di pedalaman, orang Tionghoa dan Dayak justru menjadi
               pesaing bagi orang Melayu dalam penguasaan atas hasil-hasil hutan.
               Hingga akhir abad ke-18 kontrol penguasa Melayu masih efektif, namun
               sesudah itu mereka harus bersaing atau menghadapi kongsi. Kontrol atas
               pedalaman penting karena barang-barang ekspor yang dipertukarkan
               dengan barang impor justru berasal dari hutan. Hubungan hilir-hulu
               memang tidak semata terbatas pada hubungan perdagangan dan lalulintas
               barang, tetapi secara politik dan penguasaan ruang juga menyulitkan.

                   Bagi para pedagang dari Cina bagian selatan, Kalimantan merupakan
               mitra dagang penting. Barang dari Cina berupa benang emas  dan sutera
               dibutuhkan untuk pakaian para bangsawan Melayu, bahan pakaian untuk
               rakyat, guci atau tempayan yang digunakan sebagai simbol status oleh
               penduduk menyimpan air di musim kering, atau sebagai wadah pengu-
               buran jenazah bagi umat non-Muslim menjadi kebutuhan penduduk
               Kalimantan. Sebaliknya, para pedagang Cina membutuhkan atau menga-
               palkan kembali barang dari pulau ini berupa damar atau getah untuk
               bahan pembuatan cat dan perekat, batu ginjal babi hutan untuk kese-
               hatan atau pengobatan, madu dan sarang lebah, sarang burung, dan hasil
               laut. Para pedagang Cina ini juga datang ke Kalimantan tidak semata
               untuk berdagang tetapi juga mencari emas. Emas Kalimantan dibawa
               ke berbagai negara tujuan di Asia Tenggara, terutama ke Singapura,
               kemudian ke Cina dan Asia Selatan (lihat bagan di bawah). Pembukaan
               pelabuhan Singapura pada 1819 menjadi mata rantai penting dalam
               perdagangan komoditas dari Kalimantan ke berbagai negeri tersebut. 12
               Dari Singapura, emas Kalimantan kemudian dibawa ke Asia Selatan dan
               Eropa. Emas juga diperdagangkan dengan pedagang Inggris dan dipertu-
               karkan dengan opium, tekstil, dan besi. Sementara dengan para pedagang
               Siam, emas Kalimantan ditukar dengan garam, opium, dan pakaian.
               Hubungan internasional antarpedagang ini kemudian berkembang ke
               arah eksplorasi tambang emas di Kalimantan sepanjang abad ke-19.



                   12  Eric Tagliacozzo. Secret Trades, Porous Borders: Smuggling and States Along
               a Southeast Asian Frontier, 1865-1915. Singapore: NUS Press, 2007.
                                                                         83
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97