Page 16 - Reforma Agraria Tanah Ulayat
P. 16
Memasuki tema sentral tentang konflik agraria dan reklaiming
atas tanah ulayat suku, Fikri berhasil memperlihatkan tentang
lika-liku perjuangan masyarakat adat dalam menghadapi rezim
penguasa pada era reformasi. Intervensi negara atas tanah ulayat
masyarakat adat Senama Nenek dimulai tahun 1979 sebagai
bagian dari perluasan proyek pembangunan perkebunan. Menteri
Pertanian ketika itu mengeluarkan SK Nomor 178/KPTS/UM/
III/1979 tentang Daerah Pengembangan P.N/P.T Perkebunan
yang menetapkan wilayah Senama Nenek sebagai kawasan
pengembangan perkebunan.
Tesis Fikri melihat proyek tersebut bernuansa konsep
developmentalisme sehingga kepentingan dari proyek ini adalah
mewujudkan pertumbuhan ekonomi melalui kekuatan kapitalis
daripada kekuatan rakyat. Oleh karena itu, proyek ini memanfaat-
kan kuasa negara atas tanah ulayat dan menganggapnya sebagai
tanah negara. Masyarakat adat tidak tinggal diam, dibawah kuasa
negara yang represif, mereka melakukan perlawanan teroganisasi.
Fikri menggunakan konsep James C. Scott tentang pemberontakan
petani. Namun, Fikri melihat pola perlawanannya bukan sebuah
perlawanan fisik atas hilangnya keamanan pangan karena
pudarnya ekonomi moral, tetapi perlawanan atas pelanggaran
hukum yang dilakukan penguasa terhadap hak tradisionalnya.
Tesis Fikri, di dalam bukunya ini, kemudian mencermati bahwa
perlawanan orang Senama Nenek mengandalkan pada kekuatan
modal sosial dalam bentuk ikatan kolektif dan jejaring sosial.
Mengandalkan pada kekuatan modal sosial itu, Mereka berhasil
mengeluarkan Keputusan Musyawarah Ninik Mamak Pemuka/
Pemangku Adat Negeri Senama Nenek Nomor 05/PA-SN/V/1995
yang menegaskan PTPN V telah menguasai tanah mereka sebagai
tindakan perampasan lahan (land grabbing).
Kata Pengantar xv