Page 314 - Berangkat Dari Agraria
P. 314
BAB VIII 291
Kondisi dan Dampak Ekologi
Walau demikian, tak sedikit yang mengkritisi bahkan antikebun
binatang. Kebun binatang dipandang sebagai wujud penindasan
manusia terhadap binatang karena dinilai melanggar ”hak-hak asasi”
binatang. Di kebun binatang, binatang dipaksa tinggal di tempat
(kandang) sempit sehingga mereka menjadi tak lagi bebas merdeka.
Sementara manusia merasa senang dan bahagia di atas penderitaan
binatang. Kira-kira demikian cetusan pemikiran kritikus kebun
binatang.
Lepas dari kontroversi kebun binatang tersebut, manusia pasti
butuh kenyamanan dan kebahagiaan. Sementara eksistensi bunga
dan satwa sejauh ini bisa melahirkan kenyamanan dan kebahagiaan
bagi kehidupan manusia. Karena itu, kita butuh bunga dan satwa
agar hidup manusia lebih berwarna penuh dinamika. Manusia tak
bisa lepas dari eksistensi flora dan fauna.
Jaga layanan alam
Walau manusia tidak bisa bicara kepada bunga dan satwa,
manusia bisa menyelamatkan kelangsungan hidup mereka. Memang
burung beo, jika telaten dilatih, akan dapat bicara menirukan
ucapan manusia. Namun, tentu saja burung beo tak mengerti seperti
manusia memaknai kata-kata yang diucapkannya.
Dalam antropologi, bahasa manusia merupakan salah satu
unsur budaya yang penting sebagai produk kebudayaan yang lahir
dari konstruksi sosial yang panjang. Namun, kepada bunga dan
satwa kita bisa menjaga dan melestarikannya sebagai bagian dari
upaya menitipkan sinyal kesejatian kemanusiaan kita. Sembari
merayakan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2020, mari kita
hormati bunga dan satwa yang senantiasa memancarkan kesegaran,
kedamaian dan kebahagiaan bagi manusia dan kehidupan. Jangan
mudah menebang pohon dan membunuh binatang.
Penjarakan dan hukum berat para pembunuh binatang langka
atau penebang pohon, pembakar lahan dan hutan. Hukum harus
diterapkan secara adil dan konsisten ditegakkan. Jangan biarkan
alam marah. Banjir dan longsor di musim hujan, atau kebakaran