Page 312 - Berangkat Dari Agraria
P. 312
BAB VIII 289
Kondisi dan Dampak Ekologi
Di kota-kota, bunga diperjualbelikan. Bunga ditanam
dan dibudidayakan di sepetak tanah petani, lalu dikumpulkan
penjual bunga di pinggir jalan. Orang-orang memesannya untuk
mengungkapkan selamat atas perayaan pernikahan, ulang tahun,
wisuda, dan aneka pesta lainnya. Bunga bisa menjadi sumber mata
pencaharian penduduk untuk memeriahkan kehidupan.
Di momen lain, bunga biasa dirangkai untuk ungkapan penanda
belasungkawa. Jika sahabat atau tokoh yang meninggal, karangan
bunga kita saksikan berjejer di sekitar rumah duka. Bunga menjadi
bahasa universal manusia dalam mengungkapkan berbagai makna
tanpa kata-kata, bahkan tanpa suara.
Selain lambang cinta, bunga juga bisa menjadi pertanda duka.
Bayangkan jika bunga sirna dari kehidupan, dunia terasa hampa.
Karena itu, pelestarian bunga langka jadi kepedulian bersama.
Jangan biarkan bunga nasional yang tercantum dalam Keppres No
4/1993 dan bunga-bunga lainnya hilang punah. Lebih dari sekadar
bunga, kita harus peduli pada kelestarian tanaman, pohon, atau
tumbuhan. Berbagai kayu yang dibutuhkan sebagai bahan baku
untuk membuat bangunan dan meubel. Kumpulan pohon kayu
yang membentuk menjadi hutan sangat penting bagi kebelanjutan
kehidupan manusia.
Durian, rambutan, alpukat, semangka, jeruk dan sebagainya
yang dihasilkan tanaman juga menjadi bahan konsumsi manusia
setiap hari. Jika kita masih butuh buah-buahan ini, mencintai
tanaman atau pohon niscaya menjadi kebutuhan.
Satwa damai
Satwa juga bagian dari kehidupan kita. Manusia sejak lama
hidup dan berinteraksi dengan binatang peliharaan, seperti kucing,
burung, dan anjing. Kuda dan kerbau sering dipelihara manusia
untuk membantu sebagai alat kerja manusia.
Beberapa jenis satwa juga ada yang menjadi bahan makanan sarat
protein yang disantap manusia setiap hari di meja makan, seperti