Page 311 - Berangkat Dari Agraria
P. 311
288 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
diakibatkan pandemi dapat mendorong eksploitasi kekayaan alam
naik berlipat-lipat dengan berbagai motif.
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2020 perlu diletakkan
dalam konteks memperkuat kepedulian pemerintah dan masyarakat
terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan
memelihara kelangsungan hidup semua jenis tanaman dan hewan,
terutama yang langka.
Keppres No 4/1993 telah menetapkan tiga jenis satwa yang
mewakili satwa darat, air, dan udara sebagai satwa nasional, yakni
komodo (Varanus komodoensis), ikan siluk merah (Sclerophages
formosus), dan elang jawa (Spizaetus bartelsi). Tiga jenis bunga
dinyatakan sebagai bunga nasional, yakni melati (Jasminum
sambac), anggrek bulan (Palaenopsis amabilis), dan padma raksasa
(Rafflesia arnoldi).
Apa pentingnya mencintai puspa dan satwa bagi manusia?
Kenapa harus menyelamatkan puspa dan satwa saat hidup manusia
serba sulit? Artikel ini merefleksikan pandangan interaksionis
antropologis antara manusia dengan puspa dan satwa, lebih luasnya
flora dan fauna.
Puspa indah
Sebagian dari kita tentu akrab dengan Puspa Indah Taman Hati,
sebuah film populer yang dibintangi Rano Karno dan Yessy Gusman.
Film ini diangkat dari novel karya Eddy D. Iskandar. Puspa atau
bunga berupa helai warna-warni yang berkelopak indah di ujung
dahan menjadi simbol cinta sepasang kekasih, Galih dan Ratna.
Bunga menjadi bahasa cinta manusia yang berlaku universal.
Kita juga mengenal berbagai jenis bunga melati, rose atau mawar,
anggrek, dan sedap malam. Kebanyakan bunga menebarkan aroma
harum mewangi. Aneka warna memperkuat keindahan bunga,
seperti merah, kuning, biru, hijau, ungu dan oranye. Kehadiran
bunga menambah suasana hati yang melihatnya jadi tenang, damai,
dan bahagia. Kehadiran bunga dapat membuat kehidupan manusia
menjadi lebih bergairah penuh cinta.