Page 294 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 294
Masalah Agraria di Indonesia
karet luasnya 1837 ha, dibuka sejak tahun 1905.
Di tengah-tengah onderneming itu terdapat tanah pertanian
dan kediaman rakyat. Tanah pertanian dan tempat tinggal
rakyat yang luasnya kira-kira 40 ha ini, sebagai hasil perta-
nahan rakyat yang tidak suka menyerahkan tanahnya
kepada onderneming. Penduduk di tempat yang dikepung
oleh onderneming itu selalu mendapat gencetan dari pihak
onderneming, dan selalu timbul perselisihan antara pendu-
duk dengan onderneming.
Banyak timbul perkara, di antaranya perkara tonggak batas,
perkara selokan air, perkara pagar, dan perkara lalu lintas
keluar masuk kampung rakyat, karena jalan keluar masuk
itu dikuasai oleh onderneming. Rakyat selalu mendapat
gangguan dari pihak onderneming. Kendaraan dipersukar
masuk melalui jalan onderneming itu.
Sikap tuan-tuan onderneming yang gila hormat dan som-
bong menimbulkan bibit-bibit kebencian rakyat.
Sering terjadi rakyat diperkarakan oleh onderneming, kare-
na dituduh masuk batas, merusak tanaman dan lain-lain.
Selain dari itu, sampai tahun 1930, onderneming itu mem-
punyai tanah cadangan yang berupa hutan seluas 200 ha,
terletak berbatasan dengan desa dan tanah pertanian rak-
yat.
Lebih dari 25 tahun tanah itu menjadi tanah cadangan
berupa hutan, dipergunakan oleh tuan-tuan besar onder-
neming bersama-sama dengan tuan-tuan besar Menak
Bumiputera untuk tempat bersenang-senang, berburu bina-
tang di situ. Hutan cadangan ini menjadi sarang binatang,
terutama babi hutan. Babi hutan dari tanah kanan kirinya
yang sudah dibuka mengumpul di situ. Hutan itu jadi meru-
273