Page 295 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 295

Mochammad Tauchid

              pakan pangkalan tempat binatang-binatang, yang sewaktu-
              waktu mengadakan penyerbuan merusak tanaman rakyat
              di sekelilingnya. Berkali-kali rakyat meminta supaya tanah
              itu segera dibuka menjadi tanah pertanian atau dijadikan
              onderneming, agar mengurangi serangan hama yang sangat
              merugikan rakyat. Tetapi tuan-tuan yang angkuh dan som-
              bong itu tidak memperdulikan keinginan rakyat, tidak mau
              mengerti kerugian rakyat yang menderita karena “kese-
              nangan dan hiburan” tuan-tuan besar itu. Rakyat boleh pergi
              kalau tidak senang tinggal di situ karena gangguan babi
              hutan.
              Pembabatan hutan cadangan dengan diam-diam kemudian
              terjadi, dan karena itu selalu terjadi rakyat keluar masuk
              penjara. Penangkapan, penahanan, pemenjaraan rakyat di
              sekitar onderneming itu berulang-ulang dan teus menerus
              terjadi. Riwayat kemegahan onderneming, sejarah keme-
              wahan kaum modal dam kaum  menak, dihias dengan
              penangkapan dan pembelengguan rakyat di sekitarnya.
            2. Beberapa orang tani dari desa Cisarua dan Kroya kecamatan
              Plered kabupaten Subang masing-masing dengan daftar dan
              keterangan tentang lebar tanah dan tahun-tahunnya, mene-
              rangkan, bahwa antara tahun-tahun 1913, 1914 dan bebe-
              rapa tahun kemudian, tanahnya “dirampas” oleh onder-
              neming Gunung Anaga, masing-masing luasnya 86 bahu
              kepunyaan 38 orang (desa Cisarua) dan 161 ha kepunyaan
              11 orang dari desa Kroya. Mereka dapat menunjukkan bukti-
              bukti “perampasan” tanah-tanah rakyat itu oleh onderne-
              ming.
              Apa yang diterangkan oleh orang-orang tani itu bahwa ta-
              nahnya dulu “dirampas” oleh onderneming, mungkin mak-

            274
   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300