Page 354 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 354

Masalah Agraria di Indonesia

                dalam Parlemen, de Waal mengajukan rancangannya menge-
                nai pemberian hak eigendom kepada Rakyat itu tidak sebagai
                keharusan, tetapi fakultatif. Rancangan Van de Putte dulu
                menyatakan sebagai perubahan hak yang mesti dilakukan,
                tidak secara fakultatif. Rancangan Van de Putte oleh Parlemen
                dianggap sebagai “paksaan” berlakunya hak eigendom menu-
                rut hukum Barat untuk orang Indonesia. Hal itu menimbulkan
                keberatan orang-orang Parlemen, dan menyebabkan ran-
                cangan itu ditolak. Dengan perumusan yang baru dari de Waal
                itu (pemberian hak eigendom atas tanah Rakyat secara fakul-
                tatif), Parlemen menerima dengan suara terbanyak. Untuk
                membedakan hak eigendon Barat dengan hak eigendom orang
                Indonesia atas tanah, maka atas hak eigendom Indonesia itu
                biasa disebut “agrarisch eigendom”.
                    Orang Indonesia umumnya tidak merasakan keuntungan-
                nya dengan hak tanah semacam ini, karena prakteknya beban-
                beban dari hak tanahnya itu tidak tambah ringan, sedang jalan
                untuk mendapatkan hak itu mudah. Prakteknya sedikit sekali
                rakyat mempergunakan kesempatan itu.
                    Dalam pembicaraan Rancangan Undang-undang tahun
                1870 (rancangan de Waal), banyak soal-soal yang terdapat
                dalam pembicaraan tahun 1866/1867 (pembicaraan ran-
                cangan Cultuurwet) diulangi lagi.
                    Dasar-dasar hukum agraria seperti yang sudah dikemu-
                kakan itu semua, bertujuan menjamin kepentingan tanah
                bagi onderneming, dan disamping itu melindungi hak-hak
                tanah Rakyat Indonesia.
                    Dilarangnya Gubernur Jenderal menjual tanah secara
                besar-besaran kepada orang partikelir seperti yang sudah-
                sudah, diganti dengan hak pemberian erfpacht. Bukan

                                                                   333
   349   350   351   352   353   354   355   356   357   358   359