Page 358 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 358

Masalah Agraria di Indonesia

                dah terang diketahui keburukannya. Sejak zaman Raffles sudah
                mulai dihapuskan, tetapi karena kekurangan uang masih juga
                dijalankan.
                    Van de Bosch mempergunakan dalil itu untuk Cultuur-
                stelsel-nya. Begitulah seterusnya, segala Undang-undang dan
                peraturan tanah Hindia Belanda selalu didasarkan dalil terse-
                but. Semuanya itu berpegangan pada pangkal pikiran (ang-
                gapan) bahwa Rakyat tidak mempunyai hak tanah, yang
                punya adalah Raja. Karena Raja Belanda sudah hilang
                kekuasaannya, diganti Pemerintah Belanda, maka kekuasa-
                an Raja dulu jatuhlah menjadi haknya Raja Belanda yang
                mempunyai Indonesia (Hindia Belanda). Gubernur Jenderal
                menjadi Maharaja seru sekalian alam di Indonesia, berkuasa
                atas bumi dengan seisinya. Anggapan inilah yang menjadi
                sumbernya segala Undang-undang tanah dan peraturan-pera-
                turannya di Indonesia ini.
                    “Domeinverklaring” sebagai pernyataan hukum, adalah
                pernyataan hak maharaja yang berdaulat atas bumi dengan
                seisinya di Indonesia. Kekuasaan ini tidak dipergunakan guna
                kepentingan Rakyat, tetapi untuk kepentingan kaum modal.
                Pernyataan itu sebagai pemberitahuan bahwa segala tindakan-
                nya di lapangan tanah, sudah menurut hukum, yang dianggap
                sesuai dengan kebiasaan dan adat asli yang ada.
                    Bantahan dan perdebatan tentang benar tidaknya teori
                dan anggapan itu tidak berguna apabila kepentingan kolonial
                sudah ditonjolkan ke muka. Sekalipun dalil itu sudah lama
                disangsikan kebenarannya, tetapi tuntutan kolonial tidak
                menyangsikan pemakaian dalil itu untuk dasar politiknya.
                    Sesudahnya mendapat ilham dari dalil Raffles, berturut-
                turut mulai dinyatakan hak-hak itu. Mula-mula dengan samar-

                                                                   337
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363